UPAYA INDONESIA MENGUSULKAN GAMELAN SEBAGAI WARISAN BUDAYA TAKBENDA KE UNESCO MELALUI MULTITRACK DIPLOMACY

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana upaya Indonesia dalam mengusulkan gamelan sebagai warisan budaya takbenda ke United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Indonesia telah meratifikasi Konvensi UNESCO tahun 2003 tentang Convention for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage untuk melindungi dan melestarikan warisan budaya. Gamelan merupakan salah satu warisan budaya dari Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya takbenda pada tahun 2021. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analitis dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Dalam menganalisis upaya Indonesia mengusulkan gamelan sebagai warisan budaya takbenda ke UNESCO, penulis menggunakan konsep dari Louise Diamond dan John McDonald yaitu multitrack diplomacy yang terdiri dari sembilan jalur, tetapi dalam penelitian ini hanya menggunakan enam jalur yaitu pemerintah, nonpemerintah, pelatihan dan pendidikan, pendanaan, dan media. Dalam pengusulan gamelan ke UNESCO terdapat upaya yang dilakukan oleh Indonesia yaitu penyusunan teks naskah akademik mengenai rencana aksi gamelan, kegiatan pelestarian gamelan melalui pendidikan di sekolah dan pelatihan di penjara, dan mencari dukungan dari komunitas dan pengrajin gamelan di Indonesia