Pengaruh Perlakuan Termal Terhadap Lempung Sijunjung Dan Uji Aktivitas Katalitiknya Dalam Pembuatan FAME Dari Waste Cooking Oil (WCO)

Sumatera Barat memiliki berbagai jenis mineral alam salah satunya adalah lempung. Lempung tersebut selain secara tradisional dapat digunakan sebagai bahan baku gerabah, batu bata dan keramik dalam beberapa tahun terakhir juga dapat digunakan sebagai material katalis. Pada penelitian ini, sampel lempung yang diperoleh dari salah satu wilayah di Sijunjung diberi perlakukan termal pada suhu 450 dan 850 ⁰C. Semua bahan berbasis lempung di karakterisasi dengan XRF (X-Ray-Fluoresence) dan XRD (X-Ray Diffraction) serta diuji aktivitas katalitiknya pada reaksi transesterifikasi WCO untuk menghasilkan FAME. Berdasarkan hasil Analisis karakterisasi dengan XRF menunjukkan bahwa sampel lempung dari Sijunjung mengandung unsur Si, Al dan Fe yang dominan. Perbandingan mol Si/Al adalah 1,56 dan setelah dikalsinasi menjadi 1,50 untuk yang dikalsinasi pada 450 ⁰C dan kemudian 1,46 untuk yang dikalsinasi pada 850 ⁰C dengan komposisi mineral utama yaitu kaolinit dan ilite, dan seperti biasa disebagian besar sampel tanah umumnya akan selalu terdapat kuarsa. Aktivitas katalitik bahan berbasis lempung pada reaksi transesterifikasi Waste Cooking Oil ditetapkan dengan perbandingan volume metanol terhadap minyak adalah 1,94:1 konsentrasi katalis 9,6% (b/v) dengan total waktu reaksi 105 menit pada 70 ⁰C. Analisis dengan GC-MS menunjukkan bahwa hanya lempung yang dikalsinasi pada suhu 850 ⁰C yang menunjukkan produk yang diinginkan yaitu palmitac acid methyl ester (PAME) dan octadecanoid acid methyl ester (OAME). Uji sifat fisik biodiesel menunjukkan bahwa produk yang mengandung kedua metil ester mempunyai densitas 0,86 g/mL dan viskositas 5,83 mm2/s sesuai dengan standar SNI