EFEKTIVITAS RPOA-IUU DALAM MENANGANI ILLEGAL, UNREPORTED, AND UNREGULATED FISHING DI INDONESIA

Terjadinya kerugian yang diakibatkan illegal fishing di dunia mencapai 11 hingga 30 juta ton per tahun dengan total berkisar US$ 10 hingga US$ 23 miliar. Dari total tersebut, 30% merupakan kasus illegal fishing yang terjadi di perairan Indonesia dengan total kerugian Indonesia mencapai Rp 100 triliun. Untuk memberantas dan menangani kasus illegal fishing, dibentuknya Regional Plan of Action. RPOA-IUU dibentuk dari tahun 2007, namun setelah 15 tahun pembentukannya IUU fishing masih tetap terjadi di Indonesia. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis efektivitas rezim Regional Plan of Action dalam menangani Illegal, Unregulated, Unreported (IUU) fishing di Indonesia. Penelitian ini menerapkan pendekatan kualitatif dengan metode penulisan deskriptif analisis dan menggunakan studi pustaka dalam mengumpulkan data. Dalam menjawab pertanyaan penelitian, penulis memakai konsep efektivitas rezim oleh Arild Underdal. Dalam menganalisis menggunakan metode kualitatif, Underdal menjelaskan dengan cara menganalisis problem solving capacity melalui tiga unsur yaitu Institutional Setting, Distribution Power, dan Skill and Energy. Konsep ini mampu menjawab pertanyaan peneliti karena dalam melihat efektivitas rezim dilihat melalui proses pembuatan kebijakan dan implementasi kebijakan oleh anggota rezim. Dari analisis yang dilakukan, peneliti menemukan bahwa rezim RPOA-IUU tidak efektif dalam menangani Illegal, Unregulated, Unreported (IUU) fishing di Indonesia melalui kapasitas rezim dalam pemecahan masalah yang ada. Ketidakefektivitasan tersebut terjadi karena aturan dari RPOA-IUU masih bersifat implisit yaitu tidak adanya bentuk aturan yang jelas dan tegas serta tidak adanya aktor yang dominan untuk mengontrol negara agar mematuhi aturan yang berlaku dalam rezim tersebut