Performa Karakter Agronomi dan Produktivitas Tujuh Varietas Kacang Tunggak Generasi Kedua

This research aims to investigate the development and yield characteristics of 2nd generation of cowpea. Cowpea is a small legume with potential for future development as a food, feed, and even green manure. It also has the potential to be developed as a soybean substitute as a raw material for tempe. This study was place from July to September 2021, and it used a randomized block design with a single factor of four test varieties and three comparator varieties, with three replications. Test varieties (Albina, Uno, Tampi, Arghavan) and cowpea comparisons were used in this study (KT-1, KT-7, KT-9) on 2nd generation. The F test was used to analyze the data, and if the results were valid, the test was repeated using the LSD test (Least Significant Difference) at the 5% level. Plant height, stem diameter, number of branches, stem length, leaf length, petiole length, and leaf breadth were found to be diverse agronomic features in seven cowpea types grown in the lowlands, according to the findings. While the yield character revealed that the tampi variety had greater yields on the criteria of young pod productivity and seed productivity, namely 1.45 tons ha-1 and 7.53 tons ha-1, respectively, when compared to other kinds.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik perkembangan dan hasil kacang tunggak generasi ke-2. Kacang tunggak sangat berpotensi untuk dikembangkan di masa depan sebagai makanan, pakan, dan bahkan pupuk hijau. Selain itu juga berpotensi untuk dikembangkan sebagai substitusi kedelai sebagai bahan baku tempe. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai September 2021, menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan faktor tunggal empat varietas uji dan tiga varietas pembanding, dengan tiga ulangan. Varietas uji (Albina, Uno, Tampi, Arghavan) dan kacang tunggak digunakan dalam penelitian ini (KT-1, KT-7, KT-9) pada generasi ke-2. Uji F digunakan untuk menganalisis data, dan jika hasilnya berbeda nyata, maka pengujian diulang dengan menggunakan uji LSD (Beda Nyata Terkecil) pada taraf 5%. Tinggi tanaman, diameter batang, jumlah cabang, panjang batang, panjang daun, panjang tangkai daun, dan lebar daun ditemukan beragam fitur agronomi di tujuh jenis kacang tunggak tumbuh di dataran rendah. Sedangkan karakter hasil menunjukkan bahwa varietas tampi memiliki hasil yang lebih besar pada kriteria produktivitas polong muda dan produktivitas benih, yaitu masing-masing 1,45 ton ha-1 dan 7,53 ton ha-1 jika dibandingkan dengan jenis lainnya. &nbsp