Persepsi Masyarakat terhadap Stunting di Kabupaten Majene Sulawesi Barat

Stunting is a form of stunted growth process and is a nutritional problem that needs attention and is one of the main public health problems in Indonesia. Parenting is one of the factors that can cause nutritional problems such as stunting because toddlers still depend on the parenting applied by the family in fulfilling their food and health care. This study aims to determine public perceptions of stunting in three villages in the Pamboang Health Center working area consisting of North Bonde Village, Banua Adolang Village and Betteng Village which are included in the village with the highest number of stunting rates in Majene Regency. This study uses a qualitative approach which was carried out from December 2020 to January 2021 by conducting in-depth interviews, observations with a total of 6 mothers who have stunting status of toddlers. The results of this study indicate that stunting is not only a measure of short height, but rather on the concept that the process coincides with the process of growth and development inhibition by linking the developmental parameters of toddlers through DDST and KBK. The results of interviews in the field are relevant to the theory so that the results of public perception assume that stunting is a fact that exists in the community so that it can have an impact on optimal community involvement in an effort to encourage the government to reduce stunting.Stunting adalah proses pertumbuhan yang terhambat dan merupakan masalah gizi yang perlu mendapat perhatian serta menjadi salah satu masalah utama kesehatan masyarakat di Indonesia. Pola asuh merupakan faktor yang menyebabkan masalah gizi seperti stunting karena balita masih tergantung terhadap pola asuh keluarga dalam pemenuhan makanan dan perawatan kesehatannya. Penelitian ini bertujuan mengetahui persepsi masyarakat tentang stunting di tiga desa yang ada wilayah kerja Puskesmas Pamboang yaitu Desa Bonde Utara, Desa Banua Adolang dan Desa Betteng yang termasuk desa dengan jumlah angka stunting yang tertinggi di kabupaten Majene. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang dilakukan pada bulan Desember tahun 2020 sampai Januari 2021 dengan melakukan wawancara mendalam, observasi dengan jumlah responden sebanyak 6 orang ibu yang memiliki balita status stunting. Hasil dari kajian ini menunjukkan bahwa stunting bukan hanya pada ukuran tinggi badan yang pendek, tetapi lebih pada konsep bahwa proses terjadinya bersamaan dengan proses terjadinya hambatan pertumbuhan dan perkembangan dengan menghubungkan parameter perkembangan balita melalui DDST dan KBK. Hasil interview di lapangan relevan dengan teori sehingga hasil Persepsi masyarakat menganggap bahwa stunting merupakan fakta yang ada di masyarakat sehingga dapat berdampak pada keterlibatan masyarakat yang optimal dalam upaya ikut mendorong pemerintah mengurangi kejadian stunting