CERAI GUGAT AKIBAT KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (Studi kasus di Pengadilan Agama Bangkinang)

Mengenai kekerasan dalam rumah tangga yang sering terjadi di dalam keluarga, hal tersebut terjadi sebagai bentuk tidak harmonisnya hubungan dalam sebuah keluarga. Salah satu faktor melemahnya nilai ideal sebuah keluarga adalah terwujudnya komuikasi yang kurang lancar antar anggota keluarga tersebut. permaslahan dalam penelitian ini yakni Faktor-Faktor Apa saja Yang Menyebabkan Salah Satu Pihak Melakukan Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan Bagaimanakah Pertimbangan Hakim Dalam Menyelesaikan Perkara Cerai Gugat Akibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga Di Pengadilan Agama Bangkinang. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini yakni dengan Metode Pendekatan kualitatif, Jenis Penelitian deskriptif, Lokasi Penelitian Di Pengadilan Agama, Sumber Data, Data Primer dan Data Sekunder Metode Pengumpulan Data yakni dengan mengunakan metode wawancara, metode analisa data. Hasil penelitian berdasarkan penelusuran di lapangan dan dilakukan pembahasan maka dapat disimpulkan faktor yang menyebabkan terjadi cerai gugat akibat kekerasan dalam rumah taangga di Pengadilan Agama Bangkinang yaitu suami penjudi, suami yang malas bekerja, suami pemabuk, suami yang mengonsumsi narkoba, suami berselingkuh, dan seorang suami yang telah menikah lagi lagi tanpa sepengetahuan istri . Pertimbangan Hakim dalam meneylesaikan perkara cerai gugat adalah hakim mengedepankan azas menghilangkan kemudaratan untuk menghindari perselisihan secara terus menerus, Majelis berpendapat pintu perceraian dapat dibuka guna menghindarkan para pihak dari kemelut rumah tangga yang berkepanjangan yang akan membawa mudharat kepada kehidupan Penggugat dan Tergugat apabila rumah tangga tetap dipertahankan, sedangkan kemudharatan harus disingkirkan sebagaimana kaidah fiqhiyah Keyword : Cerai, Gugat, Kekerasan, Rumah Tangg