ALASAN TALAK DI LUAR PENGADILAN AGAMA (Studi Pada Masyarakat Desa Binuang Kecamatan Bangkinang Kabupaten Kampar Yang Melakukan Perceraian Di Luar Pengadilan Agama)

ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya masyarakat yang melakukan perceraian diluar pengadilan. Perceraian seharusnya diputuskan dalam sidang Pengadilan, namun dalam masyarakat masih ditemukan perceraian di luar pengadilan. Tesis ini merupakan hasil penelitian yang berjudul “Talak Di Luar Pengadilan Agama Pada Masyarakat Desa Binuang Kec. Bangkinang Kab.Kampar”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fenomena perceraian yang terjadi di masyarakat, faktor penyebab mereka bercerai di luar Pengadilan Agama, serta solusi untuk masyarakat yang melakukan perceraian di luar Pengadilan Agama yang terjadi pada masyarakat Desa Binuang Kec. Bangkinang Kab.Kampar. Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum sosiologis yang dilakukan dengan menggunakan metode penelitian lapangan (field research), yaitu data diperoleh dengan melakukan penelitian langsung di lapangan. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 13 orang, dengan sampel juga sebanyak 13 orang. Pengambilan sampel ini dengan menggunakan teknik Total Sampling. Kriteria data yang digunakan yaitu data primer, data ini berupa hasil wawancara dengan pelaku perceraian di luar Pengadilan Agama di Desa Binuang. Tokoh Masyarakat dan/atau Tokoh Agama. Teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan angket sebagaimana dapat menjawab permasalahan dalam penelitian ini tentang “Talak di luar Pengadilan Agama pada Masyarakat Desa Binuang Kec. Bangkinang Kab.Kampar”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fenomena perceraian di luar Pengadilan Agama pada Masyarakat Desa Binuang disebabkan oleh pertama, perselingkuhan di media sosial. Kedua, bermain judi online. Ketiga,bermain sabung ayam, serta yang keempat, terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Selanjutnya alasan ataupun faktor masyarakat desa Binuang bercerai di luar Pengadilan agama yaitu, pertama, memegang teguh nasehat dari tokoh-tokoh dalam masyarakat. Kedua, karena merasa malu. Ketiga, faktor ekonomi. Keempat, kurangnya sosialisasi. Kelima, kurangnya kesadaran hukum. Selanjutnya solusi yang penulis hadirkan untuk masyarakat Desa Binuang yang melakukan perceraian di luar Pengadilan Agama yaitu, pertama, memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa tidak semua masukan dari tokoh harus diterima mentah-mentah. Kedua, memberikan sosialisasi secara masif bahwasannya perceraian harus di hadapan pengadilan. Ketiga, membuat program maghrib mengaji dengan tema khusus keluarga sakinah. Kata Kunci : Perceraian, Pengadilan, Fenomena, Faktor, Solusi