KEKEKALAN SURGA DAN NERAKA (Penafsiran Kata Khalid Dan Abada Dalam Al-Qur‟ān)

Al-Qur‟ān berulang kali menyebutkan alam akhirat, alam yang akan dilalui oleh setiap manusia setelah meninggal dunia. Berawal dari alam kubur dan berakhir dengan surga atau neraka. Orang-orang yang selama hidupnya banyak berbuat kebajikan, Allah siapkan baginya tempat mulia di surga. Pun sebaliknya orang-orang yang selama hidupnya menghabiskan waktu untuk mendurhakai perintah Allah maka nerakalah tempat baginya, kecuali orang-orang yang dirahmati Allah. Dengan demikian, penelitian ini akan menjawab beberapa persoalan berikut; bagaimana kekekalan surga dan neraka dalam al-Qur‟ān?, Bagaiana perbedaan pandangan dalam kekekalan surga dan neraka? Bagaimana pendapat para mufasir dalam menafsirkan Q.S. Hud ayat 107? Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) yang menjadikan kitab-kitab tafsir sebagai sumber primer. Berbagai buku tentang surga dan neraka sebagai sumber sekunder. Akhirnya penulis menemukan bahwa banyak sekali ayat dan riwayat yang melemahkan pendapat yang mengatakan bahwa surga dan neraka tidak kekal. Dan pada akhirnya, memahami al-Qur‟ān tidak bisa sepenggalsepenggal, karena akan sangat berdampak buruk pada kesimpulan-kesimpulan yang cenderung membahayakan aqidah umat Islam