Model Pengembangan Pembelajaran Khaththil Qur‟an dalam Meningkatkan Life Skill Santri Ponpes di Provinsi Riau

ABSTRAK Nama : ACHMAD GHOZALI NIM : 31890415311 Judul : Model Pengembangan Pembelajaran Khaththil Qur‟an dalam Meningkatkan Life Skill Santri Ponpes di Provinsi Riau. Pembelajaran khat al-Qur‟an pada pondok pesantren di Provinsi Riau dimulai dari kelas VII madrasah Tsanawiyah dengan menerapkannya menjadi mata pelajaran wajib yang harus ditempuh oleh siswa, sehingga mau tidak mau siswa wajib mengikutinya dengan sabar, yakin dan ikhlas. Dalam pembelajaran khat al-Qur‟an paling tidak siswa harus mengenal berkenaan dengan media & alat pembelajarna khat al-Qur‟an, metode pempelajarannya serta mengikuti lombalomba sebagai sarana untuk meningkatkan motivasi belajar khat al-Qur‟an. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kualitatif reserch and development dengan pendekatan EDDIE yaitu yang merupakan perpanjangan dari Analysis, Design, Development, Implementation, dan evaluation. Lokasi dalam penelitian yaitu Ponpes di Provinsi Riau dengan tiga pondok sampel yaitu Pondok Modren Al-Jauhar, Pondok Modren Nurul Hidayah dan Pondok Pesantren Jabal Nur. Sementara Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tiga teknik, yaitu studi dokumentasi, Observasi dan Wawancara. Pengembangan melalui lima tahap yaitu: Analisis, Design, Development, Implementation dan Evaluation. Adapun hasil dari penelitian ini yaitui pertama, Pesantren di Provinsi Riau pada dasarnya telah mengembangkan pembelajaran khaththil Qur‟an akan tetapi tidak semua pesantren mengembangkannya dengan dua model yaitu model dikelas (Wajib) dan model sanggar (Pilihan Minat Bakat). Pesantren yang memiliki dua model di atas memiliki peluang lebih cepat dalam mengembangkan life skill santri dalam hal khaththil Qur‟an. Kedua, Pengembangan pembelajaran khaththil Qur‟an dalam meningkatkan life skills santri dilakukan dengan proses EDDIE. Model yang dikembangkan dengan merumuskan point-point penting yaitu visi misi, tujuan, materi, metode, media/alat, evaluasi dan langkah-langkah pembelajaran. Sehingga dari perumusan model ini didapati bahwa model ini dapat dikatakan sangat Fundamental, Sistematis, Pragmatis dan Progresif. Ketiga, Implementasi yang dikembangkan benar-benar dilakukan dengan cermat dan dalam waktu yang cukup panjang dengan empat tahap berdasarkan dengan desain yang sudah direvisi atau disempurnakan dari hasil validasi. Implementasi dilakukan oleh ustad pesantren secara langsung dengan arahan dari peneliti. Peneliti juga ikut disaat pelaksanaan implementasi dilapangan dan evaluasi, hasil dari implementasi ini teruji dan dapat dipergunakan oleh lembaga pesantren maupun lembaga-lembaga lainny