Perkembangan dan pengaruh majelis taklim pria (studi di majelis taklim syahriyah kelurahan cilaja majasari pandeglang tahun 1960-2017)

Skripsi ini berjudul Perkembangan dan Pengaruh Majelis Taklim Pria (Studi di Majelis Taklim Syahriyah Kelurahan Cilaja Majasari Pandeglang Tahun 1960-2017). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pengaruh majelis taklim pria dalam kehidupan sosial dan keagamaan umat Islam. Salah satunya untuk mencegah paham keagamaan meyimpang, paham keagamaan menyimpang terjadi sebab seseorang salah dalam menafsirkan atau kurang mendalam dalam memahami suatu permasalahan agama. Salah satu penerapan yang dilakukan oleh Majelis Taklim Syahriyah dalam mencegah paham keagamaan menyimpang adalah dengan menyebarkan ilmu agama Islam yang sesuai dengan al-Quran dan Hadist. Metode penelitian menggunakan metode sejarah yang terdiri dari empat tahap, yaitu: heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi, yang dilakukan melalui observasi langsung ke lokasi penelitian dan melakukan wawancara dengan 23 narasumber yang terdiri dari 7 pengurus Majelis Taklim Syahriyah, 4 tokoh pembaca kitab, 3 tokoh agama, 5 tokoh pemerintahan, dan 4 masyarakat umum Kelurahan Cilaja. Pendekatan yang digunakan ialah pendekatan Sosiologi Agama dan teori Struktural Fungsional yang dikemukakan oleh Robert K. Merton. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah perkembangan Majelis Taklim Syahriyah dari tahun 1960 hingga tahun 2017 dan pengaruhnya ialah dalam mendiseminasikan ajaran paham Ahlussunnah Wal Jamaah yang cukup besar di Kelurahan Cilaja, kemudian hasil berikutnya adalah menjaga Kelurahan Cilaja dari masuknya paham-paham menyimpang yang telah marak terjadi di berbagai daerah Kabupaten Pandeglang maupun daerah lainnya seperti paham Hakekok Balakasutak, paham Islam Tauhid dan paham Hakdzat. Terciptanya persatuan umat Islam di Kelurahan Cilaja, Kecamatan Majasari, Kabupaten Pandeglang, Banten.xi, 60 hlm, ilusi; 25 c