Peningkatan Motivasi Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Snowball Throwing pada Siswa Kelas IV MIS Hidayatul Athfal Kota Sukabumi

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya permasalahan, bahwa pada umumnya siswa yang tidak memiliki motivasi yang tinggi prestasinya kurang baik. Rendahnya motivasi belajar siswa salah satunya diakibatkan metode pembelajaran konvensional yang cenderung lebih memperhatikan kemampuan ranah kognitif tanpa memperhatikan ranah afektif dan ranah psikomotor. Penulis mencoba melakukan Penelitian tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan model variatif yaitu model pembelajaran Snowball Throwing. Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah meningkatnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan model pembelajaran Snowball Throwing pada siswa Kelas IV MIS Hidayatul Athfal Kota Sukabumi pada materi Kenampakan alam, sosial dan budaya dalam setiap siklusnya. Penilaian ini didasari dengan teori bahwa motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga tujuan dapat tercapai. Model pembelajaran Snowball Throwing adalah sebuah model pembelajaran inovatif. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian Tindakan Kelas ini adalah melui dua tahapan yaitu Siklus I dan II, dan pada setiap siklusnya melalui empat proses yaitu (1) perencanaan (plenning), (2) pelaksanaan tindakan (acting), (3) pengumpulan data (observasing), dan (4) analisis refleksi tindakan (reflecting). Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah observasi dan penyebaran angket pada setiap siklus. Dari hasil analisis siklus I dan II dapat disimpulkan: (1) motivasi belajar siswa pada materi Kenampakan alam, sosial dan budaya sebelum dilakukan tindakan kelas masih rendah. (2) penerapan model pembelajaran Snowball Throwing pada materi Kenampakan alam, sosial dan budaya dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa, yaitu (a) pada siklus ke-I didapatkan hasil (40,74%) termasuk kualifikasi rendah karena berada pada interval 0 ? 69%, (b) pada siklus ke-II didapatkan hasil (100 %) termasuk kualifikasi tinggi karena berada pada interval 86 ? 100%. jika dilihat dari persentase ketercapaian pada setiap siklus mengalami kenaikan yang sangat signifikan