Identifikasi batupasir untuk pengkajian keselamatan disposal limbah radioaktif di kawasan nuklir serpong menggunakan metode geolistrik resistivitas

Batupasir sebagai aquifer air tanah merupakan media utama terangkutnya radionuklida dalam limbah, sehingga diperlukan pengkajian untuk keselamatan fasilitas disposal limbah radioaktif agar tidak membahayakan masyarakat dan lingkungan. Penelitian dilakukan dengan data primer di Kawasan Nuklir Serpong menggunakan metode geolistrik resistivitas konfigurasi Wenner sebanyak lima lintasan. Pengolahan dan pemodelan data dilakukan melalui software RES2DINV dan Voxler hingga diperoleh nilai resistivitas batuan yang merepresentasikan batupasir di bawah permukaan. Pada lintasan 1, batupasir berada pada kedalaman 6 m dan 10 m dengan nilai resistivitas 2,13 ? 9,40 Ωm. Pada lintasan 2, batupasir berada pada kedalaman 12,5 m dan 17,5 m dengan nilai resistivitas 0,51 ? 1,43 Ωm. Pada lintasan 3, batupasir berada pada kedalaman 18 m dengan nilai resistivitas 0,70 ? 3,28 Ωm. Pada lintasan 4, batupasir berada pada kedalaman 30 m dengan nilai resistivitas 3,97 ? 8,48 Ωm dan pada lintasan 5, batupasir berada pada kedalaman 16 m dengan nilai resistivitas 1,12 Ωm. Berdasarkan hasil pengkajian, kelima lintasan memenuhi syarat keselamatan disposal limbah radioaktif karena terdapat zona penghalang yang mencukupi antara dasar repositori dengan batupasir sebagai aquifer air tanah, yaitu lintasan 1 setebal 4 m dan 8 m, lintasan 2 setebal 10,5 m dan 15,5 m, lintasan 3 setebal 16 m, lintasan 4 setebal 28 m dan lintasan 5 setebal 14 m