Deskripsi pengelolaan laboratorium biologi di SMA Negeri se-Tangerang Selatan

Biologi lebih dari sekedar kumpulan fakta atau konsep, karena dalam biologi juga terdapat kumpulan proses dan nilai yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Praktikum merupakan salah satu kegiatan laboratorium yang sangat berperan dalam menunjang keberhasilan proses belajar mengajar biologi. Praktikum memungkinkan siswa mempelajari biologi melalui pengamatan terhadap gejala-gejala maupun proses-proses. Pengelolaan laboratorium biologi perlu dilakukan agar laboratorium dapat berfungsi optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan laboratorium biologi di SMA Negeri seTangerang Selatan yang meliputi (1)perencanaan; (2)pengorganisasian; (3)pelaksanaan dan; (4)pengawasan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, subjek penelitian ini adalah pengelola laboratorium biologi, guru biologi dan siswa. Pemilihan subjek penelitian berdasarkan pada sekolah yang telah memiliki laboratorium biologi dan struktur organisasi pengelola laboratorium biologi. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Uji keabsahan data dilakukan dengan triangulasi data. Data dianalisis dengan menggunakan model dari Miles dan Huberman dengan tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 12 SMA Negeri se Tangerang Selatan hanya terdapat 3 sekolah yang telah memiliki laboratorium biologi terpisah. Hal ini menunjukkan bahwa 9 dari 12 SMA Negeri di Tangerang Selatan belum memenuhi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007, yaitu laboratorium biologi, fisika dan kimia seharusnya sudah terpisah. Hasil penelitian pengelolaan laboratorium biologi SMAN A, SMAN B dan SMAN C juga menunjukan bahwa masing-masing sekolah telah melakukan aspek perancanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Pengelolaan laboratorium berpedoman pada peraturan pemerintah, namun ada beberapa aspek yang perlu disesuaikan kembali. Selain itu, setiap sekolah juga memiliki kebijakan berbeda dalam melakukan pengelolaan laboratorium biologi