Mengungkap Makna Laba Perspektif Stakeholders Perbankan Syariah: Sebuah Studi Fenomenologi

Penelitian ini bertujuan mengungkap pemahaman makna laba dari sudut pandang stakeholders perbankan syariah dengan menggali pemahaman konsep laba dalam perspektif mereka yang didasarkan pada eksplorasi kesadaran dari diri mereka sehingga dapat menghasilkan makna laba baik tekstual maupun kontekstual. Selama ini laba diartikan berbeda-beda sesuai dengan cara pandang manusia dan paham yang dianutnya, serta tergantung akan waktu dan tempat, sehingga konsep dan teori laba sangatlah kompleks dan beragam. Pemahaman laba yang berbeda antar perspektif itu juga akan membentuk perilaku dan sikap moral dari penganutnya. Laba secara umum memang dipahami sebagai keuntungan berupa materi yang dapat dikalkulasikan, namun hasil penelitian makna laba menurut stakeholders perbankan syariah ini menunjukan bahwa laba tidak saja dipahami sebagai keuntungan bernilai materi atau uang dalam arti yang sebenarnya, laba dimaknai dan dipersepsikan dalam arti yang lain. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan paradigma interpretif yang menggunakan fenomenologi sebagai metodologinya dengan tahapan epoche, reduksi fenomenologi, variasi imajinasi, dan sintesis makna. Pengumpulan data adalah melalui wawancara yang dilakukan secara semi terstruktur. Hasil penelitian ini menemukan dua makna laba dari perspektif stakeholders perbankan syariah yaitu pertama, laba dimaknai sebagai materi dalam bentuk uang atau benda yang berharga dan bernilai ekonomi, kedua, laba dimaknai sebagai kesadaran akan nilai tauhid, yaitu pemahaman laba yang menunjukan kesadaran tentang bagaimana memperoleh keuntungan atau laba bagi perusahaan yang sesuai dengan aqidah Islamiyah. Makna laba ini memunculkan nilai baru berupa konsep makna laba bersumber dari nilai spiritual atau tauhid, dimana konsep laba berasas tauhid ini menjadi petunjuk bagi stakeholders perbankan syariah dalam menjalankan aktivitas ekonomi dan bisnis. Kedua makna tersebut kemudian disinergikan antara laba materi yang bernilai ekonomi dengan laba tauhid yang bernilai ekonomi, mental dan spiritual