PENGELOLAAN KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAPAS PADA PASIEN ASMA

Latar belakang : Asthma adalah penyakit peradangan yang menyerang bagian sistem pernafasan serta membuat pengidap mengalami sesak didada, suara mengi, serta batuk yang selalu timbul pada pagi hari atau malam hari dikarenakan ada penyumbatan area pernafasan. Pada data dari WHO (World Health Organization) prevalensi asthma pada tahun 2018 di dunia yaitu sebesar 420 Jiwa. Pada hasil RISKESDAS pada tahun 2018 disebutkan bahwa persentase yang berada di negara Indonesia yaitu pada laki laki yaitu 2,3% dan untuk perempuan yaitu 2,5%. Untuk daerah Jawa Tengah tersebut prevalensi dari penyakit asma tinggi cenderung tinggi di angka rata rata 55,12% dan untuk wilayah Banyumas tersebut di angka 52,17%. Faktor-faktor yang dapat membuat asthma kambuh ada 2 faktor, yaitu faktor genetik dan non genetik. Untuk faktor genetik sendiri yaitu berkaitan dengan hubungan antara keluarga yang mempunyai atau mengidap asthma. Untuk faktor non genetik yaitu berkaitan dengan asap rokok, debu, perubahan cuaca, debu, asap, penggunaan obat aspirin, aktivitas fisik, alergi makanan Masalah keperawatan yang muncul terhadap pengidap asthma adalah ketidakefektifan pola napas. Ketidakefektifan pola napas adalah ketidak mampuan pertugaran gas secara ekspirasi atau inspirasi yang tidak adekuat.Metoda : Metoda penelitian yang digunakan adalah studi literatur dengan 2 pasien yang kasusnya sama.Hasil : Hasil yang didapatkan adalah sesak nafas pada kedua pasien beinisial Tn. A dan Tn. U dapat berkurang dengan terapi farmakologi dan non farmakologi selama tiga hari.Simpulan : Simpulan yang dapat diambil adalah bahwa klien dengan kasus asma dengan ketidakefektifan pola napas dapat diatasi dengan cara menghindari allergen yang dapat memicu asma kambuh, teknik relaksasi nafas dalam, teknik relaksasi otot progresif, serta dapat menggunakan inhalen atau bronkodilato