Tinjauan yuridis tanggung jawab ahli waris terhadap hutang pewaris kepada bank titil sebagai pihak ketiga menurut hukum islam dan kitab undang-undang hukum perdata

Skripsi yang berjudul, “Tinjauan Yuridis Tanggung Jawab Ahli Waris terhadap Hutang Pewaris kepada Bank Titil sebagai Pihak Ketiga menurut Hukum Islam dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata”, dilatar belakangi adanya hal yang menarik yaitu tanggung jawab ahli waris terhadap hutang pewaris kepada bank titil menurut hukum Islam dan KUH Perdata apabila hutang pewaris tidak mencukupi untuk pembayaran hutang tersebut. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menjawab permasalahan alasan mengapa ahli waris harus menggantikan kedudukan pewaris berkaitan dengan hutang pewaris kepada bank titil sebagai pihak ketiga dan tanggung jawab ahli waris terhadap hutang pewaris kepada bank titil sebagai pihak ketiga menurut Hukum Islam dan KUH Perdata. Metode pendekatan yang digunakan adalah yuridis-normatif dengan pendekatan komparatif yaitu pendekatan dengan cara membandingkan dua hal yang berbeda dan menggunakan metode analisa data kualitatif dengan bentuk spesifikasi deskriptif analisis. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari studi kepustakaan. Selain data sekunder, penulis juga menggunakan data primer untuk data pelengkap. Dari hasil penelitian dapat ditunjukkan bahwa pertama, alasan mengapa ahli waris wajib menggantikan kedudukan pewaris berkaitan dengan hutang pewaris kepada bank titil sebagai pihak ketiga menurut hukum Islam adalah berdasarkan Pasal 171 huruf e KHI dan QS. An-Nisa’ 4:11 bahwa ahli waris mempunyai kewajiban untuk menyelesaikan segala urusan atau utang piutang pewaris sebagaimana dalam Pasal 175 ayat (1) KHI. Dan alasan berdasarkan KUH Perdata, ahli waris wajib menggantikan kedudukan pewaris berkaitan dengan hutang pewaris berdasarkan ketentuan Pasal 1826 KUH Perdata yang menyebutkan bahwa perjanjian utang piutang yang dibuat oleh pewaris dari bank titil secara hukum beralih kepada ahli warisnya saat si pewaris meninggal dunia. Kedua, Tanggung jawab ahli waris terhadap hutang pewaris kepada bank titil sebagai pihak ketiga menurut hukum Islam adalah berdasarkan Pasal 171 huruf e KHI dan Al-Qur’an QS. An-Nisa’ 4:11, menjadi mutlak manakala harta warisan tersebut tidak mengandung kemudhorotan kepada si ahli waris, atau harus ketika harta warisan tersebut mencukupi ahli waris untuk menutupi hutang-hutang si pewaris. Apabila tidak mencukupi sepanjang tidak memberikan kemudhorotan, maka ahli waris wajib bertanggung jawab. Menurut ketentuan KUH Perdata, berdasarkan Pasal 1826 KUH Perdata maka tanggung jawab ahli waris terhadap hutang pewaris menjadi tanggung jawab ahli waris. Akan tetapi berdasarkan Pasal 1045 KUH Perdata seseorang ahli waris dapat menerima atau menolak warisan itu. Apabila ahli waris menerima warisan tersebut, maka si ahli waris juga mempunyai kewajiban melunasi hutang pewaris