Penerapan hukum terhadap kasus pemasang jebakan tikus di sawah dengan setrum yang menyebabkan orang lain meninggal dunia

Skripsi berjudul “PENERAPAN HUKUM TERHADAP KASUS PEMASANG JEBAKAN TIKUS DI SAWAH DENGAN SETRUM YANG MENYEBABKAN ORANG LAIN MENINGGAL DUNIA” bertujuan mengetahui penerapan hukum yang berlaku bagi pelaku pemasang jebakan tikus dengan setrum yang menyebabkan orang lain meninggal dunia, dan mengetahui penerapan dolus eventualis dalam putusan Nomor 235/Pid.B/2020/PN.Ngw tentang pelaku pemasang jebakan tikus di sawah dengan setrum yang menyebabkan orang lain meninggal dunia. Metode pendekatan yang digunakan penelitian ini adalah yuridis normatif. Dalam hal teknik pengumpulan data, penulis menggunakan data sekunder (bahan hukum primer, sekunder, dan tersier). Setelah data diperoleh, disusun secara sistematis dan dianalisis, sehingga diperoleh kejelasan permasalahan yang dibahas, selanjutnya disusun sebagai skripsi yang bersifat ilmiah. Penerapan hukum kasus pemasang jebakan tikus di sawah dengan setrum yang menyebabkan orang lain meninggal dunia, dalam Putusan PN Ngawi NO:235/PID.B/2020/PN NGW, atas terdakwa Nicholas Aditya Fajar Ramadhan Bin Saidi berdasarkan alat-alat bukti dan fakta-fakta di depan persidangan, Majelis Hakim menilai terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan memenuhi unsur-unsur dalam Pasal 359 KUHP. Terdakwa dijatuhi pidana 6 bulan penjara. Penerapan dolus eventualis dalam Putusan No:235/Pid.B/2020/PN Ngw tentang pelaku pemasang jebakan tikus di sawah dengan setrum yang menyebabkan orang lain meninggal dunia dapat dilakukan karena, terdapat fakta-fakta dalam putusan tersebut antara lain telah ada larangan memasang jebakan tikus beraliran listrik, terdakwa mengetahui adanya larangan memasang jebakan tikus beraliran listrik, serta penggunaan mesin genset berdaya tinggi 2800 volt. Dengan alasan tersebut jika dihubungkan dengan teori billigend in kauf nehmen (Menerima Penuh Resiko), maka terdakwa harus menanggung apapun resiko yang terjadi atas apa yang telah ia perbuat