Analisis yuridis pelaksanaan perjanjian gadai motor dalam hal terjadi wanprestasi (studi kasus di ksp mega artha cabang mayong)

Skripsi yang berjudul “ANALISIS YURIDIS PELAKSANAAN PERJANJIAN GADAI MOTOR DALAM HAL TERJADI WANPRESTASI (STUDI KASUS DI KSP MEGA ARTHA Cabang Mayong) ini secara umum bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan perjanjian gadai motor dan mengetahui proses penyelesaian wanprestasi perjanjian gadai motor yang terjadi di KSP Mega Artha Cabang Mayong. Penulis menggunakan metode pendekatan yuridis sosiologis yang mana Penulis membandingkan antara teori-teori (das sollen) dengan kenyataan yang terjadi (das sein). Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang meliputi wawancara, dokumen tidak resmi yang Penulis peroleh saat melalukan wawancara. Data sekunder meliputi bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. Untuk metode pengolahan dan penyajian data, dilakukan dengan cara memeriksa, meneliti data yang sudah diperoleh baik dari wanwancara maupun observasi untuk menjamin apakah data tersebut dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan kenyataan. Selanjutnya metode analisis data menggunakan metode analisis kualitatif. Dari hasil penelitian dapat ditunjukkan bahwa perjanjian gadai motor yang terjadi di KSP Mega Artha Cabang Mayong adalah perjanjian lisan dengan bukti hanya berupa kuitansi. Pasal 1313 KUHPerdata menjelaskan tentang perjanjian merupakan suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih salah satunya. Lazimnya perjanjian gadai motor dianggap sah apabila terdapat bukti tertulis yang disepakati oleh para pihak. Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, terdapat beberapa debitor yang melakukan wanprestasi, namun dengan permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan cara kreditor memberikan somasi kepada debitor sebanyak tiga kali. Apabila debitor tidak mengindahkan prestasi tersebut maka motor yang digadaikan dapat dilelang oleh pihak kreditor. Perjanjian gadai motor di KSP Mega Artha Cabang Mayong besar kemungkinan untuk terjadi wanprestasi dari para pihak, sebab dalam perjanjian gadai motor yang dilakukan secara lisan tidak ada bukti tertulis yang menjadi dasar yang kuat dalam menjelaskan hak-hak dan kewajiban para pihak, sehingga para pihak bisa saja lalai dengan apa yang sudah menjadi tanggung jawabnya