Potret Masyarakat Muslim Korea Selatan: Studi Kasus Korea Muslim Federation (?? ???? ??? ??), 1990-2020

Penelitian ini akan membahas potret masyarakat Muslim Korea Selatantahun 1990 sampai 2020. Teori modal sosial milik Robert Putnam digunakan untuk menjawab sebab akibat masyarakat Muslim dan Islam berkembang secara luas antara tahun tersebut. Putnam melihat modal sosial sebagai kepercayaan atau jaringan sosial yang memfasilitasi koordinasi dan kerjasama untuk saling menguntungkan. Korea Muslim Federation (KMF) bermula dari sebuah asosiasi kecil yang menghimpun para mualaf Korea untuk memulai Islamisasi, kemudian berkembang sebagai lembaga keagamaan yang diresmikan oleh pemerintah Korea. Komunitas Muslim Korea terhubung dengan masyarakat Muslim global, lewat jaringan sosial yang di bangun oleh KMF, untuk memperoleh dukungan dan kebaikan yang didasari oleh rasa persaudaraan dan kepedulian antar sesama. Di masa silam, telah terjadi kontak antara Muslim dengan Korea, melalui jalinan bilateral dan komersial antara dinasti Silla dengan orang-orang dari Timur Tengah, serta dinasti Ming di Cina. Komunitas Muslim mulai eksis dan mempertahankan kehadiran mereka dari abad ke-9 sampai akhir abad ke-15 (1427). Kondisi perpolitikan dinasti-dinasti di Asia Timur dan internal Semenanjung Korea pada pertengahan abad 15, menghapus kehadiran Muslim dari bagian masyarakat Korea. Islam kembali di perkenalkan kepada orang Korea setelah peristiwa perang Korea tahun 1950, kemudian berkembang sampai sekarang. Setelah KMF berdiri tahun 1969 dan memulai misi dakwahnya, Islam berkembang secara luas di Korea Selatansebagai agama dan komunitas minoritas. Berdiri masjid-masjid, restoran halal, sekolah Islam, lembaga penelitian budaya Islam dan sarana lainnya, sementara itu, Muslim di Korea berkembang sebagai masyarakat Muslim multikulturalxi, 69 hlm.: ill.; 25 c