Indonesian Legal Protection for Song Commercialization and Music Copyrights in Digital Platforms

Pengaruh disrupsi digital dalam dunia musik Indonesia dipercepat dengan merebaknya pandemi COVID-19. Konser musik yang biasanya diselenggarakan secara tatap muka di suatu lokasi tertentu tidak lagi dimungkinkan karena mengumpulkan banyak orang sehingga berpotensi menjadi kluster penyebaran COVID-19. Industri musik memerlukan alternatif pengganti konser tatap muka untuk dapat terus bertahan di tengah pandemi, dan dengan bantuan kemajuan teknologi, mulai marak penyelengaraan konser secara virtual yang disiarkan melalui platform digital. Konser ini menggunakan hak cipta lagu dan/atau musik dengan cara yang berbeda dengan konser tatap muka sehingga pembayaran royalti atas penggunaan hak cipta lagu dan/atau musik tersebut seharusnya dilakukan sesuai dengan jenis penggunaan dan kebutuhannya. Hal ini tidak diatur secara detail dan spesifik baik dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta maupun dalam Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Royalti Hak Cipta Lagu dan/atau Musik, sehingga pelaku industri belum menemukan formula yang tepat dalam membayarkan royalti hak ekonomi atas hak cipta lagu dan/atau musik yang digunakan dalam konser virtual yang disiarkan secara live streaming melalui platform digital. Tidak adanya peraturan yang mengatur secara detail mengenai konser virtual yang disiarkan secara live streaming tentu tidak mengurangi kewajiban dasar pengguna untuk mendapatkan izin dari pencipta dan membayar royalty hak cipta lagu dan/atau musik. Tulisan ini akan meneliti permasalahan tersebut dengan menggunakan metode yuridis normatif dengan memperhatikan praktik dan kebiasaan yang berlaku di Indonesia. Tulisan ini telah didiskusikan dengan pemangku kepentingan terkait.The Covid-19 pandemic has accelerated the digital influence on the Indonesian music industry. Music concerts, which are usually held offline with crowds of people, are no longer possible because crowds can make new clusters of Covid-19. The Indonesian music industry needs alternatives to survive the pandemic, and the advance in technology has the solution. Virtual concerts that are broadcasted via digital platforms have started to thrive. They use copyrighted songs and/or music so that royalty payments are made in accordance with the type of use and needs. Unfortunately, the Law Number 28 of 2014 on Copyright and the Government Regulation Number 56 of 2021 on the Management of Song and/or Music Copyright Royalties do not regulate the use in detail and specific manners. Therefore, the industry actors have not found the right payment formula for the economic rights royalties. The absence of regulations certainly does not reduce the user’s primary obligation to obtain a songwriter's permission and pay royalties for song and/or music copyrights. The fulfillment of the obligation to pay royalties must still be accomplished with due regard to applicable provisions. This study examined the problems with a normative juridical method. It considered the practices and customs that apply in Indonesia. It also generated some perspectives from relevant stakeholders. DOI: https://doi.org/10.22304/pjih.v9n2.a