PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN JUVENILE DELINQUENCY (Studi Kasus di SMAN 1 Terusan Nunyai Kabupaten Lampung Tengah)

ABSTRAK Pelaksanaan pendidikan agama Islam di sekolah maupun di madrasah memiliki target tujuan. Hasil pendidikan agama Islam yang berkualitas akan melahirkan peserta didik yang berakhlak baik. Umumnya usia peserta didik yang sekolah di SMAN 1 Terusan Nunyai masih tergolong usia remaja. Batasan dan pengertian usia remaja yaitu 13-21 tahun. Juvenile Delinquency, merupakan periaku menyimpang yang terjadi pada remaja yang tidak sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku didalam masyarakat. Permasalahan remaja merupakan tanggung jawab bersama. Pihak yang ikut bertanggung jawab dalam proses pembinaan remaja adalah lembaga pendidikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitiannya penelitian kualitatif deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan ada tiga yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sumber datanya yaitu sumber data primer dan juga sumber data sekunder Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk juvenile delinquency di SMAN 1 Terusan Nunyai Kabupaten Lampung Tengah, untuk mengetahui faktor yang melatar belakangi terjadinya juvenile delinquency, serta untuk mengetahui upaya pencegahan juvenile delinquency melalui Pendidikan Agama Islam. Ada beberapa bentuk juvenile delinquency yang terjadi di SMAN 1 Terusan Nunyai Kabupaten Lampung Tengah antara lain, tawuran, perkelahian/berantem, dan pacaran. Faktor penyebab terjadinya juvenile delinquency di SMAN 1 Terusan Nunyai Kabupaten Lampung Tengah adalah karena dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Upaya Pendidikan Agama Islam dalam mencegahan terjadinya juvenile delinquency di SMAN 1 Terusan Nunyai Kabupaten Lampung Tengah dilakukan dengan mengoptimalkan kegiatan yang beraktan dengan keagamaan, seperti ekstrakulikuler Rohani Islam (ROHIS), Bina Baca Qur’an (BBQ) dan penekanan kedisiplinan peserta didik melalui sholat jamaah Kata Kunci : Pendidikan Agama Islam, Juvenile Delinquency, Pencegahan iv ABTRACT There is a specific objective for the introduction of Islamic religious education in schools and madrasas. Students with good morals will be produced as an outcome of the high quality of Islamic religious education. Students at SMAN 1 Terusan Nunyai are still considered as a teenagers in general. Juvenile delinquency is a deviant behavior that occurs in teenagers who do not obey the rules or norms that apply in society. The age range for this behavior is 13 to 21 years. It is everyone’s responsibility to overcome teen issues. However, the educational institution is in charge of the youth development process. This study employs a qualitative approach and a descriptive qualitative research design. There are three methods of data collection used, such as observation, interviews, and documentation. Source of the data are primary and secondary data sources. This study was conducted to identify the types of juvenile delinquency existing in SMAN 1 Terusan Nunyai, Central Lampung Regency, as well as the factors of juvenile delinquency and the actions are taken to prevent it through Islamic religious education. Juvenile delinquency conveys in a number of ways in SMAN 1 Terusan Nunyai, Lampung Regency. Brawls, fights, and dating are the few examples. There are two types of reasons that lead to juvenile delinquency in SMAN 1 Terusan Nunyai, Central Lampung Regency: internal and external factors. The strategies of Islamic Religious Education in preventing the occurrence of juveniles delinquency at SMAN 1 Terusan Nunyai, Central Lampung Regency is carried out by optimizing activities linked to religion, such as Islamic Spiritual Extracurricular (ROHIS), Bina Baca Qur’an (BBQ) and encouraging student discipline through congregational prayers. Keywords: Islamic Religious Education, Juvenile Delinquency, Preventio