PERAN KEPALA KANTOR URUSAN AGAMA DALAM PENANGANAN WALI ADHAL SEBELUM PROSESI AKAD NIKAH PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi di KUA Kecamatan Bumi Agung Kabupaten Way Kanan)

Perkawinan adalah suatu ikatan lahir dan batin antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan yang mempunyai tujuan untuk membangun keluarga yang bahagia berdasarkan tuntunan Allah SWT. Dalam suatu ikatan tersebut haruslah memenuhi rukun dan syarat sahnya, salah satunya ialah adanya wali dalam pernikahan. Yang dimaksud dengan wali yaitu orang yang mempunyai wewenang atau kedudukan untuk bertindak terhadap orang lain. Kronologi kasus terjadi saat sang anak memperkenalkan calon suami kepada sang ayah. Namun sang ayah tidak menyetujui apabila sang anak ingin menikah dengan calon suaminya, dikarenakan permasalahan Ekonomi, karena sang ayah berpendapat bahwasannya sang anak bisa mendapatkan calon suami yang lebih mapan dibandingkan calon suaminya tersebut, bahkan sang ayah telah mempersiapkan calon suami untuk sang anak, akan tetapi sang anak menolak dengan tegas keputusan sang ayah dan tetap ingin melanjutkan menikah dengan laki-laki pilihannya. Karena keduanya sama-sama keras hati maka timbulah konflik, yang dimana sang ayah enggan untuk menjadi wali atas pernikahan sang anak dan sangat tidak setuju dengan pernikahan tersebut. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana mekanisme penanganan wali adhal yang diterapkan di KUA kecamatan Bumi Agung Kabupaten Way Kanan dan Bagaimana peran Kepala KUA dalam penanganan wali adhal sebelum prosesi akad nikah perspektif Hukum Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme penanganan wali adhal yang diterapkan di KUA kecamatan bumi agung kabupaten way kanan dan peran Kepala KUA dalam penanganan wali adhal sebelum prosesi akad nikah perspektif Hukum Islam. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian lapangan ( field research), yaitu untuk mendapatkan data primer dengan melakukan observasi dan wawancara. Penelitian ini bersifat Deskriptif Kualitatif yaitu, menggambarkan dan menguraikan secermat mungkin mengenai peran Kepala KUA dalam penanganan wali adhal sebelum prosesi akad nikah perspektif Hukum Islam di KUA Kecamatan Bumi Agung Kabupaten Way Kanan. iii Penelitian dalam skripsi ini menyimpulkan bahwa mekanisme dalam penyelesaian permasalahan wali adhal sebelum prosesi akad nikah dilakukan secara bertahap mulai dari pemeriksaan calon pengantin hingga pencatatan calon pengantin, dalam permasalahan wali adhal diselesaikan secara kekeluargaan. Kepala KUA bermusyawarah dengan calon pengantin Wanita dan wali nasabnya untuk dapat diselesaikan permasalahan wali adhal tersebut dan bertindak sebagai mediator dalam penyelesaian wali adhal, apabila tidak menemui titik terang terhadap permasalahan wali adhal tersebut maka penetapan wali hakim akan di serahkan ke Pengadilan Agama. secara umum Kepala KUA tidak berperan dalam menyelesaikan permasalahan wali adhal, karena dalam penyelesaian wali adhal diselesaikan oleh Hakim di Pengadilan Agama, namun Kepala KUA mempunyai peran dalam memfasilitasi dan sebagai mediator dalam penyelesaian kasus wali adhal yang terjadi di masyarakat untuk dapat di selesaikan kasus wali adhal tersebut di Pengadilan Agama. Ditinjau dari perspektif Hukum Islam, peran yang dilakukan oleh bapak Wastam tentang penanganan wali adhal telah sesuai dengan syariat Hukum Isla