ONDOK PESANTREN DAN PEMBINAAN SANTRI (STUDI KEBIJAKAN PONPES AL-MUBAROK KECAMATAN BUKIT KEMUNING KABUPATEN LAMPUNG UTARA DALAM MENGATASI KENAKALAN SANTRI)

Pondok pesantren Al-Mubarok merupakan lembaga dakwah yang mencetak para santri yang baik, memiliki pengetahuan yang luas, akidah yang kuat dan ibadah yang benar serta akhlak yang mulia. Namun faktanya, tidak semua seperti itu yang mana santri memiliki aspek-aspek kenakalan diusia mereka. Kenakalan sesuatu yang tidak bisa dihindari tetapi bisa dikendalikan, untuk itu perlu adanya kebijakan untuk mengatasi perilaku tersebut. Pondok pesantren Al�Mubarok sudah membuat dan menerapkan kebijakan-kebijakan dalam penanganan kenakalan santri, namun masih didapati kasus-kasus kenakalan yang dilakukan santri. Maka tujuan dari penelitian terkait hal ini untuk mengungkap kebijakan-kebijakan di pondok pesantren Al-Mubarok dalam mengatasi kenakalan santri. Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang bersifat kualitatif. Sumber data primernya adalah yang terkait dengan kebijakan pondok pesantren dalam mengatasi kenakalan santri di peroleh melalui pengelola dan santri pondok pesantren Al-Mubarok Bukit Kemuning dan data sekundernya yaitu data yang didapat dari buku-buku dan dokumen-dokumen. Alat pengumpulan datanya menggunakan metode wawancara, Observasi dan dokumentasi. Kemudian setelah data terkumpul data diolah dan dianalisa menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam hal menangani kenakalan santri, pondok pesantren Al-Mubarok senantiasa menerapkan beberapa kebijakan agar santri bisa mematuhi peraturan yang ditetapkan pesantren dan kebijakan di sesuaikan dengan bentuk�bentuk kenakalan yang terjadi, yang sebagian besar merupakan kenakalan yang bersifat pelanggaran tata tertib yang berlaku. Hasil dari upaya yang dilakukan pondok pesantren Al-Mubarok Bukit Kemuning dalam menaggulangi kenakalan santri 80% berhasil dimana hal ini ditunjukan dengan adanya efek jera dan sifat disiplin serta menjadikan santri yang melanggar menjadi lebih baik hal ini dikarenakan rasa takut santri terhadap akibat pelangaran yang dilakukan. Dapat disimpulkan bahwa dengan adanya hukuman maka santri menjadi disiplin menjalankan tata tertib pesantren. Adapun saran yang diberikan penulis yaitu, pondok pesantren hendaknya senantiasa menciptakan situasi lingkungan yang baik, mengintensifkan kegiatan-kegiatan keagamaan dan ekstrakurikuler. Sehingga santri mempunyai tugas dan kesibukan yang terarah. Kata Kunci: Kebijakan, Kenakalan Santri, Pondok Pesantren