PENGARUH PANDEMI COVID-19 TERHADAP MENINGKATNYA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA GEDONG TATAAN

Dalam sebuah ikatan pernikahan tidak dapat dipungkiri bahwasanya terdapat sebuah problematika yang harus dijalani oleh suami istri. Problematika yang terjadi di dalam rumah tangga tersebut dapat berujung pada perceraian. Perceraian di Pengadilan Agama Gedong Tataan cenderung meningkat di masa pandemi Covid-19. Berdasarkan data sistem informasi yang diperoleh pada laporan tahunan Pengadilan Agama Gedong Tataan tercatatat angka perceraian pada tahun 2019 sebanyak 576 perkara yang diterima/masuk dengan diputus sebanyak 514 kasus, kemudian pada tahun 2020 ketika pandemi Covid-19 melanda Indonesia angka perceraian meningkat menjadi 640 perkara yang diterima/masuk dengan diputus sebanyak 595 kasus, kemudian pada tahun 2021 angka perceraian semakin meningkat dengan perkara yang diterima/masuk sebanyak 791 perkara dengan diputus sebanyak 748 kasus. Menyoroti permasalahan mengenai meningkatnya perceraian di Pengadilan Agama Gedong Tataan di masa Pandemi Covid-19, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh pandemi Covid-19 terhadap meningkatnya perceraian di Pengadilan Agama Gedong Tataan, serta bagaimana langkah strategis yang dilakukan dalam menurunkan angka perceraian di masa pandemi Covid-19 di Pengadilan Agama Gedong Tataan. Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang bersifat deskriptif. Dalam hal ini penelitian dilakukan di Pengadilan Agama Gedong Tataan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari Wakil Ketua, Hakim Pratama dan Panitera Pengadilan Agama Gedong Tataan, dan data sekunder diperoleh dari buku-buku, al-qu’ran, hadis, jurnal ilmiah, dan hasil skripsi yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Metode pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukan bahwasanya pengaruh pandemi Covid-19 terhadap meningkatnya perceraian di Pengadilan Agama Gedong Tataan adalah karena permasalahan ekonomi, seperti terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK), bisnis terpuruk, penghasilan suami menurun atau tidak menentu sehingga tidak mencukupi dalam memberikan nafkah kepada keluarga. Hendaknya setiap anggota dalam keluarga mengetahui dan menjalankan masing- iii masing hak dan kewajibannya dengan baik, kemudian sebagai muslim yang mengimani takdir dan ketentuan Allah SWT sudah sepatutnya kita wajib meyakini bahwa setiap musibah wabah yang terjadi merupakan takdir yang telah Allah SWT tetapkan, tidak terkecuali yaitu pandemi Covid-19. Maka dalam menyikapi musibah yang sedang terjadi seorang muslim hendaknya bertawakkal kepada Allah SWT serta senantiasa bersyukur dan bersabar terhadap kesulitan yang dialami di masa-masa sulit seperti dengan adanya pandemi Covid-19. Pengadilan Agama Gedong Tataan tidak memiliki langkah yang bersifat strategis dalam menurunkan angka perceraian, Pengadilan Agama Gedong Tataan sebagai lembaga Yudikatif mempunyai langkah yang bersifat Kuratif yaitu setelah perkara tersebut masuk ke pengadilan, yaitu dengan memaksimalkan upaya mediasi dan juga selama persidangan berlangsung hakim akan mengusahakan upaya perdamaian kepada pihak yang berperkara. Langkah tersebut merupakan prosedur tetap berdasarkan amanat Undang-undang dan PERMA No. 1 Tahun 2016. Kemudian Pengadilan Agama juga dilibatkan oleh pemerintah daerah dalam kegiatan penyuluhan hukum, namun hal tersebut sifatnya tidak continue. Mengingat pandemi Covid-19 memberikan pengaruh terhadap meningkatnya perceraian di Pengadilan Agama Gedong Tataan, maka hakim dapat memaksimalkan mediasi, upaya perdamaian selama proses persidangan dan penyuluhan hukum agar dapat menurunkan terjadinya perceraian di Pengadilan Agana Gedong Tataan