TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENANGGUHAN PEMBAYARAN DALAM JUAL BELI PADI TITIPAN ( Studi Kasus di Desa Sumberagung, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Pringsewu)

ABSTRAK Di masa sekarang ini sudah banyak metode dalam melakukan transaksi jual beli, umumnya saat jual beli kesepakatan harga dan pembayaran dilakukan di waktu yang sama, tetapi berbeda di Desa Sumber Agung, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Pringsewu yang mayoritas bekerja sebagai petani, ketika pasca panen sebagian petani akan langsung menghubungi tengkulak untuk menjual padinya dengan istilah titipan, titipan disini ialah nantinya petani tidak meminta kembali total berat padi yang dibawa melainkan sudah berupa uang. Sebagian petani menjual padinya dengan menggunakan harga berjalan, dalam praktiknya tidak ada akad penetapan harga, nantinya petani dan tengkulak tidak langsung menetapkan harga, tetapi menunda pembayaran dari hasil penjualan padinya dan harga mengikuti berjalannya waktu sampai nanti sudah membutuhkan atau sengaja menunggu terjadinya lonjakan harga yang tinggi demi mendapatkan keuntungan yang besar. Pemberlakuan harga berjalan dalam jual beli padi ini tidak selalu menguntungkan kedua pihak, tidak menentunya harga pasar dan selalu berubah�ubah akan berdampak kerugian bagi salah satu pihak. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana praktik penangguhan pembayaran dalam jual beli padi titipan di Desa Sumber Agung, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Pringsewu yang ditinjau dari segi hukum Islam. Fokus penelitian ini akan difokuskan pada praktik pemberlakuan harga berjalan dalam jual beli padi titipan yang ditinjau dari segi hukum Islam. Penelitian ini menggunakan penelitian lapangan (Field Research) dan bersifat deskriptif dengan bersumber dari data primer dan sekunder dengan populasi berjumlah 10 orang untuk dijadikan penelitian, dan metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, interview dengan wawancara dan dokumentasi, yang nantinya data yang di olah akan dilakukan pemeriksaan dan pengecekan, dan metode analisis data dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan metode berfikir induktif. Berdasarkan hasil penelitian yang berhasil dihimpun dapat disimpulkan bahwa pemberlakuan harga berjalan ini memiliki ketidakjelasan dan kesamaran mengenai harga yang selalu berubah-ubah dan tidak dapat dipastikan. Dalam hukum Islam pemberlakuan harga berjalan ini mengandung unsur gharar, dan akan berdampak kerugian bagi salah satu pihak, serta berpotensi timbulnya perselisihan antara kedua belah pihak. Islam melarang transaksi jual beli yang dapat memudharatkan salah satu pihak dan yang mengandung gharar (ketidakjelasan). Kata Kunci: Hukum Islam, Penangguhan Pembayaran, Jual Beli Padi, Titipa