PERSEPSI SOSIAL TERHADAP KONSEP PENERIMAAN KELUARGA YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA DI DESA JATISARI KEDUNGREJA CILACAP

Gangguan jiwa yakni suatu kondisi di mana seseorang memiliki pola pikir atau perilaku yang berkaitan dengan kesusahan sehingga orang tersebut tidak mampu mengendalikan keadaan internalnya. Penderita gangguan jiwa masih dianggap selaku hal yang memalukan serta pula dianggap sebagai aib. Orang dengan gangguan jiwa di Indonesia sering menjadi korban ketidakadilan serta diperlakukan secara semena-mena oleh keluarga, kerabat serta masyarakat. Diantaranya yakni demonstrasi kebiadaban serta ketidak pedulian. Konsep diri diartikan sebagai semua bentuk pikiran, keyakinan, dan kepercayaan yang merupakan pemahaman individu tentang dirinya dan dapat mempengaruhi hubungannya dengan orang lain. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yang memiliki ciri-ciri data berupa narasi, deskripsi, dan cerita dari data yang diperoleh berupa dokumen tertulis dan tidak tertulis. Metode pengumpulan data dilakukan dengam wawancara, observasi dan dokumentasi. Dengan subjek tiga orang dari keluarga orang yang terkena gangguan jiwa, tiga orang tetangga dri rumah bapak G Desa Jatisati Hasil penelitian yang penulis dapatkan adalah Masyarakat di Desa Jatisari menganggap bahawa penyakit gangguan jiwa adalah fator terlalu berfikir keras mengenai kehidupan yang di jalani, atau ada juga faktor keturuna dari orang yang mengalaminya, tanggapan warga sekitar tentang pandangan terhadap orang dengan gangguan jiwa,bererapa warga menganggap ketika seseorang yang terkena gangguan jiwa masih bisa di kendalika dan tidak membuat rusuh warga maka warga akan menerima dan biasa sajah. Sedangka Konsep diri keluarga yang baik menggambarkan bahwa persepsi keluarga tentang anggota keluarga dengan gangguan jiwa positif. Keluarga memberikan dukungan sosial, rasa empati, penerimaan, dan untuk tidak putus asa serta terus beusaha untuk merawat anggota keluarga dengan gangguan jiwa