PERAN HOME INDUSTRY KERAJINAN BAMBU DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (STUDI PADA HOME INDUSTRY BAMBU WIJAYA CRAFT DESA MUJUR, KROYA, CILACAP)

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2012 tentang penyelenggaraan kesejahteraan sosial, mengatakan bahwa keluarga dapat dikatakan sejahtera apabila kebutuhan fisik, mental, spiritual, dan sosialnya terpenuhi. Namun, apabila diaplikasikan ke kehidupan sekarang dalam pemenuhan kebutuhan memiliki jumlah yang terbatas dan tidak sebanding dengan kebutuhan manusia yang tidak ada batasnya. Dilihat dari data peningkatan pendapatan karyawan yang sebelumnya bekerja di home industry masih belum mencukupi kebutuhan hidup dari keluarganya. Oleh karena itu, urgensi penelitian mengenai peran home industry sangat dibutuhkan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui sebagai apa peran dari home industry dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif jenis studi kasus. Penelitian ini dilakukan pada home industry bambu wijaya craft Desa Mujur. Teknik pengumpulan data yag digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada pemilik dan semua tenaga kerja home industry bambu wijaya craft. Analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data dan kemudian ditarik kesimpulan. Teknik keabsahan data pada penelitian ini menggunakan metode triangulasi. Hasil dari adanya home industry bambu wijaya craft yang terletak di Desa Mujur, Kroya, Cilacap yaitu berperan sebagai: salah satu sumber dalam membantu perekonomian masyarakat desa terutama pendapatan. Dibuktikan dengan data peningkatan penghasilan yang cukup signifikan dari tenaga kerja. Kedua, sebagai peluang kesempatan pekerjaan untuk masyarakat Desa Mujur yang tidak bekerja. Dilihat dari 2 tenaga kerja yang sebelumnya sebagai ibu rumah tangga dan tidak memiliki penghasilan. Ketiga, sebagai salah satu home industry yang memanfaatkan bahan baku lokal yaitu bambu. Keempat, sebagai proses dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat terkhusus pada keluarga dari tenaga kerja. Dilihat dari beberapa kriteria indikator keluarga sejahtera menurut BKKBN yang masuk dalam Keluarga Pra Sejahtera (KPS) hanya 3 tenaga kerja dan 7 tenaga kerja lainnya masuk dalam Keluarga Sejahtera II (KS II)