ANALISIS PERAN EKONOMI KREATIF DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT(STUDI KASUS PADA PENGRAJIN ANYAMAN BAMBU DESA SIRKANDI KECAMATAN PURWAREJA KLAMPOK KABUPATEN BANJARNEGARA)

Penelitian ini didasarkan atas permasalahan ekonomi yang terjadi di Indonesia. Kemiskinan pedesaan merupakan permasalahan utama yang menghambat pelaksanaan pembangunan pedesaan. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk mengatasi permasalahan kemiskinan adalah dengan pengembangan Ekonomi Kreatif. Sebagai bentuk nyata dukungan pemerintah terhadap pengembangan konsep ekonomi yang berbasis kreativitas ini adalah dengan dikeluarkannya Instruksi presiden No. 6 Tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif. Desa Sirkandi menjadi salah satu desa di wilayah Kabupaten Banjarnegara, dimana Kabupaten Banjarnegara merupakan kabupaten dengan penduduk miskin terbesar ke-6 di Provinsi Jawa Tengah. Masyarakat Desa Sirkandi sebagian besar berprofesi sebagai pengrajin anyaman bambu, dimana produk kerajinan merupakan salah satu subsektor dalam bidang ekonomi kreatif yang memiliki kontribusi cukup besar terhadap PDB Indonesia. Dalam penelitian ini, masalah umum yang diangkat adalah bagaimana peran ekonomi kreatif dalam meningkatkan pendapatan masyarakat di Desa Sirkandi sebagai para pelaku ekonomi kreatif. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Dengan ekonomi kreatif sebagai variabel independen dan pendapatan masyarakat sebagai variabel dependen. Data penelitian dikumpulkan menggunakan observasi, wawancara dengan 20 narasumber dan dokumentasi. Kemudian data dianalisis dengan model analisis Miles dan Huberman yang meliputi tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. . Hasil penelitian menunjukan bahwa kegiatan Ekonomi Kreatif memiliki peran dalam meningkatkan pendapatan masyarakat di Desa Sirkandi. Dengan pendapatan terendah Rp200.000/bulan dan pendapatan tertinggi sebesar Rp4.500.000/bulan, serta rata-rata pendapatan pengrajin anyaman bambu Desa Sirkandi berkisar antara Rp250.000 sampai Rp450.000/bulan. Dari dari 20 orang pengrajin yang diwawancara, 18 orang atau 90% pengrajin mengalami kenaikan pendapatan dan dua lainnya mengalami penurunan. Kata Kunci: Ekonomi Kreatif, Peningkatan Pendapatan, Pengrajin Bambu