PENINGKATAN KETERAMPILAN PENYANDANG TUNA DAKSA MELALUI HANDICRAFT (CELENGAN KARAKTER) DIPERKUMPULAN PENYANDANG DISABILITAS INDONESIA (PPDI) KABUPATEN BANYUMAS

Disabilitas tergolong kedalam kelompok rentan karena seringkali mengalami diskriminasi dalam suatu masyarakat. Keadaan dan perilaku mereka yang berbeda dari “keumuman” kerapkali membuat mereka kurang dihargai dan bahkan di cap sebagai orang yang lemah. Dalam hal ini diperlukan peran dari pemerintah dan masyarakat untuk memecahkan permasalahan penyandang disabilitas.Salah satu upaya yang dibutuhkan oleh penyandang disabilitas adalah dorongan positif, sehingga prestasi tidak lagi menjadi hal yang mustahil untuk dicapai. Salah satu tempat yang mampu menggali, serta mengoptimalkan potensi, bagi penyandang tuna daksa yaitu di Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kabupaten Banyumas. Peneliti menggunakan jenis penelitian lapangan (field reseach) yang artinya peneliti terjun langsung ke tempat yang diteliti. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan dokumentasi. Obyek dalam penelitian ini adalah peningkatan keterampilan melalui handicraft (celengan karakter) di Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kabupaten Banyumas. Adapun tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui pelaksanaan peningkatan keterampilan penyandang tuna daksa melalui pelatihan celengan karakter dan faktor pendukung serta penghambat dalam pelatihan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwasannya proses peningkatan keterampilan melalui pelatihan celengan karakter dilakukan dengan 6 tahapan yakni a) tahap pemaparan masalah b) tahap analisis masalah c) tahap penentuan tujuan dan sasaran d) tahap perencanaan e) tahap pelaksanaan kegiatan f) tahap evaluasi. Adapun faktor pendukung dalam peningkatan keterampilan yaitu tanggapnya pengurus PPDI kabupaten banyumas terhadap permasalahan penyandang tuna daksa, peran serta dukungan erat dari pemerintah, tingginya antusias serta semangat dari penyandang tuna daksa. Sedangkan faktor penghambat yaitu karena adanya covid-19 dan sulitnya pemasaran celengan karakter