PRAKTIK JUAL BELI MENGGUNAKAN QUICK RESPONSE INDONESIAN STANDARD (STUDI KASUS GENERASI MUDA ISLAM DI BANYUMAS)

QRIS merupakan standarisasi pembayaran menggunakan metode QR Code. Untuk mengembangkan kemajuan teknologi melalui pemanfaatan QRIS diberbagai sektor tentunya membutuhkan peran generasi muda didalamnya. Generasi muda yang dimaksud oleh penulis adalah generasi muda Islam yang memiliki afiliasi kepada Organisasi Masyarakat (Ormas) Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah dan Al Irsyad secara non struktural. Penelitian ini mengfokuskan pada praktik jual beli menggunakan QRIS pada sektor-sektor yang ada di Banyumas. Adanya keberagaman Organisasi Masyarakat Islam memungkinkan perbedaan pendapat mengenai faktor-faktor, alasan, dan respon dari generasi muda Islam di Banyumas mengenai kemajuan teknologi digital yaitu dalam praktik jual beli menggunakan QRIS diberbagai sektor di Banyumas. Maka penelitian ini mengfokuskan bagaimana pandangan Generasi Muda Islam di Banyumas terhadap Praktik Jual beli menggunakan QRIS. Penelitian ini merupakan penelitian mix/ campuran, dengan data yang bersifat kuantitatif dan menggunakan analisis kualitatif. Pendekatan penelitian yang peneliti gunakan yaitu pendekatan pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan berbagai sudut pandang ilmu serumpun yang relevan secara terpadu atau disebut pendekatan interdisipliner (interdisciplinary approach). Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode observasi dan kuisioner/ angket. Hasil dari penelitian yang dilakukan penulis terhadap respon Generasi Muda Islam di Banyumas Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah dan Al Irsyad Al Islmiyah dengan persetujuannya terhadap adanya perubahan transaksi jual beli dari tunai menjadi non tunai menggunakan QRIS terlihat bahwa kemampuan progresifitas mereka untuk menjangkau era digital dan ekonomi yang lebih liberal menjadi semakin terbuka sehingga kompetisinya semakin ketat. Berdasarkan penelitian ini dapat diketahui kehidupan sosial dan agama di UIN Saifuddin Zuhri belum mampu menjangkau perkembangan teknologi dan belum memberikan dampak pada imej intelektual yang bersifat digital, juga terbukti absen dari dunia remaja. Berdasarkan data penelitian Generasi Muda Islam di Kabupaten Banyumas lebih memilih antisipatif serta mulai meninggalkan tradisi-tradisi konvensional