ANALISIS EFEKTIVITAS TRANSFORMASI BISNIS BERBASIS DIGITAL MARKETING PEDAGANG PASAR MINGGU PAGI DESA KALIJURANG, BREBES

Pasar Minggu Pagi merupakan salah satu contoh pasar yang terdampak Covid-19. Walaupun banyak dari sektor yang terkena dampak dari Covid-19, namun bidang teknologi terus berkembang pesat. Semakin pesatnya teknologi dapat dijadikan sebagai alternatif untuk mempertahankan bisnis di masa pandemi. Pedagang Pasar Minggu Pagi mulai bertahap menerapkan peran teknologi dalam perekonomian dengan sistem digital marketing. Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif, jenis penelitiannya yaitu penelitian lapangan dengan pendekatan deskriptif. Adapun Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Pedagang Pasar Minggu Pagi bertransformasi yakni dengan membuat perencanaan, penerapan (implementasi¬) dan perubahan (transformasi). Pedagang yang telah bertransformasi berbasis media digital dengan menggunakan digital marketing ada tujuh pedagang. Media yang mereka gunakan adalah Whatsapp dan Facebook. Manfaat transformasi bisnis berbasis digital dengan menggunakan digital marketing adalah untuk pemasaran dan iklan, komunikasi personal dengan konsumen, memperluas pangsa pasar, dan meningkatkan volume penjualan. Transformasi bisnis berbasis digital marketing pedagang Pasar Minggu Pagi Desa Kalijurang yang sudah bertransformasi adalah sudah cukup efektif karena dengan adanya digital marketing mereka dapat memperluas jangkauan pemasaran, serta meningkatkan volume penjualan. Sedangkan efektivitas transformasi bisnis berbasis digital marketing pedagang pasar minggu pagi yang belum bertransformasi adalah masih kurang efektif diterapkan di desa karena dari sarana dan prasarana belum cukup mendukung. Adapun faktor-faktor lain yang menyebabkan kurang efektifnya transformasi bisnis berbasis digital marketing pedagang Pasar Minggu Pagi Desa Kalijurang, adalah karena tingkat pendidikan yang rendah, konektivitas internet yang cukup susah, kurangnya modal untuk membeli kuota internet serta masyarakat yang masih gaptek (gagap teknologi)