PERBEDAAN HARGA JUAL SPARE PARTS MOTOR KEPADA PEMBELI PELANGGAN DAN PEMBELI BIASA PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (STUDI KASUS DI KINGS MOTOR MANDIRAJA)

Secara umum jual beli merupakan praktik tukar-menukar harta dengan harta yang lain dengan nilai yang sepadan sesuai dengan ketentuan syara. Dalam jual beli, harga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pembeli dalam memilih suatu barang. Harga menjadi cerminan kualitas dari suatu barang. Semakin tinggi harga barang maka kualitasnya juga bagus, begitupun sebaliknya. Adapun permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini ialah mengenai perbedaan harga jual spare parts motor oleh penjual kepada pembeli tertentu. Salah satu tempat yang melakukan praktik seperti ini ialah Kings Motor Mandiraja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana praktik jual beli spare parts motor dengan perbedaan harga kepada pembeli, dan mengetahui bagaimana pandangan hukum Islam terhadap praktik semacam ini. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dan pendekatan yang digunakan ialah yuridis empiris. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer yang diperoleh dari wawancara dengan beberapa narasumber seperti pihak bengkel dan pembeli (pelanggan dan umum). Sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari buku-buku/jurnal yang berkaitan dengan permasalahan yang penulis kaji. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mekanisme transaksi jual beli spare parts motor dengan perbedaan harga kepada pembeli pelanggan dan pembeli biasa di Kings Motor Mandiraja merupakan praktik jual beli sebagaimana pada umumnya, dimana mereka yang tergolong sebagai pembeli pelanggan mendapatkan harga yang lebih murah daripada pembeli lain untuk barang yang sama. Selisihnya pun bervariasi, namun tidak lebih dari Rp20.000,- dan masih dalam batas wajar. Alasan penjual memberikan harga yang lebih murah kepada pembeli pelanggan ialah untuk menjaga hubungan kerjasama yang baik sebagai mitra bisnis dan memperoleh keuntungan yang maksimal. Menurut hukum Islam, praktik jual beli ini sah karena rukun dan syaratnya sudah terpenuhi. Antara penjual dan pembeli juga saling ridha dan tidak ada paksaan. Hal ini bisa dilihat dari penyerahan masing-masing harta benda oleh kedua belah pihak