KOMPLEKSITAS PENYELENGGARAAN LAYANAN PAUD DALAM PERSPEKTIF STANDAR STANDAR NASIONAL PAUD (STUDI PADA PAUD WALUYO JATI GUMELEM KULON KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA)

Lembaga pendidikan adalah embrio dari suksesnya penyelenggaraan pendidikan. Negara berperan sebagai lembaga yang mendukung suksesi tersebut, dengan menciptakan kebijakan dan standar bertaraf nasional untuk menjadi pedoman bagi lembaga pendidikan dalam memberikan layanannya. Hanya saja, dalam kenyataan di lapangan, tidak semua lembaga pendidikan telah melaksanakan standar tersebut. Baik dari jenjang pendidikan usia dini hingga pendidikan tinggi. Penelitian ini menyasar pada penyelenggaraan PAUD yang belum mampu dan mengalami kesulitan untuk melaksanakan layanan pendidikan yang sesuai dengan standar pendidikan nasional. Penelitian ini bertujuan mengetahui kesulitan dan upaya yang dihadapi pada penyelenggaraan layanan PAUD dalam perspektif standar nasional PAUD di PAUD Waluyo Jati Gumelem Kulon Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara. Penelitian ini merupakan penelitian study kasus dengan pendekatan deksriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah obsevasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian direduksi data dengan uji triangulasi sumber data. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada penyelenggaraan layanan PAUD Waluyo Jati mengalami kesulitan dalam setiap standarnya antara lain : Pertama, pada Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan anak (STPPA) mengalami kesulitan berupa Pemberian gizi pada anak dan support pembelajaran di rumah, upaya yang dilakukan adalah dengan penyelenggaraan posyandu dan kegiatan belajar dan hafalan. Kedua, pada standar isi mengalami kesulitan dalam pembuatan dan penyusunan KTSP, upaya yang dilakukan adalah sharing dan koordinasi dengan lembaga PAUD lain. Ketiga, pada standar proses mengalami kesulitan penyusunan rencana kegiatan semester, mingguan dan harian, upaya yang dilakukan adalah peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan, seminar, serta evaluasi bulanan. Keempat, pada standar penilaian mengalami kesulitan pada konsistensi penilaian harian, upaya yang dilakukan adalah dokumentasi kegiatan penilaian, pemberian fasilitas dan evaluasi secara berkala . Kelima, pada standar sarana dan prasarana mengalami kesulitan pada kekurangan toilet, upaya yang dilakukan adalah pemanfaatan peralatan yang sudah ada, serta optimalisasi manajemen pembiayaan. Keenam, pada standar pendidik dan tenaga kependidikan mengalami kesulitan tidak adanya dewan guru yang bergelar sarjana, upaya yang dilakukan adalah dengan menyelenggaraan pelatihan dan pendidikan yang disediakan oleh Dinas Pendidikan setempat, serta pemberian motivasi. Ketujuh, pada standar pengelolaan kurangnya jumlah tenaga pendidik dan kependidikan, upaya yang dilakukan adalah evaluasi berkala dan pemanfaatan SDM yang tersedia. Kedelapan, pada standar pembiayaan terlambatnya biaya SPP dan daftar ulang, upaya yang dilakukan adalah perbaikan manajemen pembiayaan serta kerjasama dengan lembaga lain . Maka point terpenting dari pokok kajian ini adalah penyelenggaraan layanan PAUD dapat tercipta secara optimal apabila semua stakeholder bekerja secara maksimal agar menciptakan penyelenggaraan layanan PAUD yang sesuai dengan perspektif standar nasional PAUD