PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI KELAS VII MTs SATU ATAP BIROYATUL HUDA CILONGOK KABUPATEN BANYUMAS

Perubahan kurikulum yang dikeluarkan oleh pemerintah bertujuan untuk memperbaiki sistem Pendidikan, salah satunya perbaikan pada standar penilaian. Dengan hadirnya kurikulum 2013 ini diharapkan dapat menyempurnakan kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dimana pada saat di berlakukannya KTSP, standar penilaiannya hanya fokus pada ranah pengetahuan (kognitif) saja. Sehingga dengan turunnya kurikulum 2013 ini, penilaian dilakukan secara komprehensif pada ke tiga ranah yaitu: kompetensi sikap (afektif), kompetensi pengetahuan (kognitif), dan kompetensi keterampilan (psikomotorik). Rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Bagaimana pelaksanaan penilaian autentik dalam pembelajaran fiqih di kelas VII MTs Satu Atap Biroyatul Huda Cilongok Kabupaten Banyumas?”. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan teknik dan instrument penilaian autentik dalam pembelajaran fiqih di kelas VII MTs Satu Atap Biroyatul Huda Cilongok Kabupaten Banyumas dan mendeskripsikan hasil penilaian autentik dalam pembelajaran fiqih di kelas VII MTs Satu Atap Biroyatul Huda Cilongok Kabupaten Banyumas. Jenis penelitian yang dilakukan peneliti yaitu penelitian lapangan (field research) yang bersifat kualitatif dengan menggambarkan permasalahan yang ada di lapangan. Dengan penelitian ini, peneliti menggambarkan tentang pelaksanaan penilaian autentik dalam pembelajaran fiqih di kelas VII MTs Satu Atap Biroyatul Huda Cilongok Kabupaten Banyumas. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Serta Teknik analisis data menggunakan reduksi data, model atau penyajian data dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum, pelaksanaan penilaian autentik dalam pembelajaran fiqih di kelas VII MTs Satu Atap Biroyatul Huda Cilongok belum maksimal melaksanakan penilaian ke tiga ranah tersebut. Masih ada beberapa penilaian yang belum terlaksana pada setiap kali tatap muka.Hal tersebut dikarenakan ada berbagai faktor yang menjadikan alasan, mengapa penilaian belum maksimal dilaksanakan dalam setiap pembelajaran atau setiap kali tatap muka yaitu waktu yang terbatas, keadaan lapangan dan kurangnya pelatihan dalam hal penilaian autentik kurikulum 2013