TRADISI NGUPATI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM DI KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS

Tradisi merupakan suatu bentuk upacara tradisional yang dilakukan oleh masyarakat dan sudah menjadi budaya yang sulit untuk dihilangkan. Selain karena sudah menjadi suatu kepercayaan, tradisi dilaksanakan untuk melestarikan warisan nenek moyang secara kolektif. Salah satu bentuk tradisinya ialah tradisi ngupati. Ngupati yaitu upacara atau selamatan yang diselenggarakan pada bulan ke empat masa kehamilan. Adapun maksud dan tujuan pokok dari tradisi ngupati adalah agar sang embrio yang ada dalam kandungan Ibu memperoleh berkah dan keselamatan. Tradisi empat bulanan ini menjadi tradisi yang termashyur di pulau Jawa saja. Kekhasan di Jawa tengah sendiri saat acara empat bulanan yaitu kupat selamet, sedangkan untuk daerah di Jawa barat dan Jawa timur, makanan khas yang pasti ada saat melaksanakan tradisi ngupati yakni rujak buah. Pelaksanaan tradisi Ngupati dalam suatu daerah atau kelompok masyarakat hampir semua terakulturasikan dengan budaya Islam, walaupun tidak ada dalil atau nash yang memerintahkan. Adapun metode yang penulis gunakan adalah metode kualitatif dengan jenis penelitian lapangan (field reaserch) dengan pengumpulan data melalui observasi yakni mengikuti secara langsung acara ngupati, wawancara yaitu dialog dengan sumberdata dan dokumentasi yakni pengumpulan informasi melalui foto dan data pendukung . Sumberdata yang digunakan adalah para informan baik yang pernah terlibat maupun yang dianggap mengerti tentang tradisi tersebut, yaitu para tokoh masyarakat, ibu-ibu pelaksana tradisi ngupati dan buku-buku yang menunjang dalam penelitian tersebut. Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa pandangan Islam terhadap pelaksanaan tradisi ngupati di Kecamatan Baturraden dilaksanakan dengan baik tanpa melanggar syari’at Islam. Dalam pandangan pendidikan Islam sendiri, dalam tradisi ini terkandung nilai Ketauhiddan, nilai ibadah dan nilai akhlak. Dengan tradisi ini masyarakat menunjukaan rasa syukur kepada Allah SWT dengan cara berdoa sebagai wujud rasa percaya kepada Tuhan atau nilai ketauhiddan, bersedekah dan berdoa bersama sebagai bentuk nilai ibadah kepada Allah, menghadiri undangan dalam tradisi ngupati sebagai nilai akhlak