PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) DI SD TERPADU PUTRA HARAPAN PURWOKERTO

Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang unggul dan kompetitif dalam upaya menghadapi tantangan dan perkembangan zaman yang semakin tajam. Sehingga pendidikan wajib dijalani baik bagi mereka yang normal ataupun mereka yang menyandang kekurangan (disabilitas) yang biasa kita sebut anak berkebutuhan khusus (ABK), mereka juga berhak untuk mendapatkan pendidikan. Melalui pendidikan agama Islam diharapkan siswa ABK dapat saling menghargai satu sama lain dan mampu dikondisikan oleh guru secara baik. Bahwa perbedaan tidak boleh mengakibatkan adanya diskriminasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pendidikan agama Islam bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) yang terdapat di SD Terpadu putra Harapan Purwokerto yang dilaksanakan melalui pendidikan Islam baik dalam proses pembelajaran maupun praktek ibadah lainnya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yaitu jenis penelitian yang menghasilkan data deskriptif. Data diperoleh melalui metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Adapun analisis data dalam penelitian ini mengacu pada model Miles dan Huberman yang terdiri dari tiga tahap, antara lain: reduksi data, penyajian data, dan conclusing drawing/verivication. Pada penelitian ini digunakan uji kredibilitas untuk menguji keabsahan data. Uji kredibilitas dilakukan dengan triangulasi sumber, dimana peneliti menguji data yang didapat dari narasumber dengan membandingkan antara satu narasumber dengan narasumber lainnya. Subyek dalam penelitian ini adalah anak berkebutuhan khusus (ABK), dan obyeknya adalah pendidikan agama Islam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan agama Islam bagi anak berkebutuhan khusus ada lima, yaitu: tujuan pendidikan agama Islam adalah bahwa tujuan pendidikan agama Islam untuk menjadikan siswa mandiri dan dapat memimpin diri sendiri serta berkarakter Islami; kurikulum pendidikan agama Islam yang digunakan adalah materinya sama antara kelas reguler dengan siswa ABK, yang membedakan adalah penyesuaian dengan kemampuan siswa; metode pendidikan agama Islam yang digunakan ada tiga yaitu metode klasikal, pembiasaan dan teladan; proses evaluasi pendidikan agama Islam yang digunakan adalah menyesuaikan dengan kurikulum sekolah;, dan alat dan media pendidikan agama Islam yaitu menyesuaikan dari kebutuhan masing-masing siswa