PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) PADA ANAK TUNARUNGU DI SEKOLAH DASAR LUAR BIASA (SDLB) NEGERI KROYA KABUPATEN CILACAP

Dalam pendidikan terdapat pembelajaran, di mana pembelajaran merupakan salah satu kunci ketercapaian dan keberhasilan sebuah pendidikan. Pembelajaran merupakan proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa serta dapat meningkatkan kemampuan mengkontruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran. Bukan hanya anak normal saja yang berhak mendapatkan pembelajaran dalam pendidikan, anak yang memiliki kebutuhan khusus termasuk anak tunarungu juga mendapatkan hak yang sama untuk memperoleh pembelajaran dalam pendidikan. Begitu juga dengan pembelajaran pendidikan agama Islam yang bertujuan untuk menjadikan manusia yang beriman dan bertakwa serta berakhlak mulia. Pembelajaran pendidikan agama Islam di SLB Negeri Kroya menggunakan berbagai pendekatan, metode, strategi, media dan evaluasi pembelajaran. Hal tersebut diterapkan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh siswa tunarungu. Untuk itu guru PAI harus pandai memilih hal-hal yang dapat menunjang dalam pembelajaran tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai pembelajaran pendidikan agama Islam di SLB Negeri Kroya pada anak tunarungu. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif penelitian lapangan yang berupa deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SLB Negeri Kroya. perolehan data dilakukan dengan menggali sumber data yaitu guru pendidikan agama Islam secara langsung. Adapun objek penelitiannya adalah pembelajaran pendidikan agama Islam. Sedangkan metode penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa guru telah melaksanakan pembelajaran pendidikan agama Islam dengan menggunakan berbagai pendekatan, metode, strategi, dan media pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki oleh siswa tunarungu. Dibantu dengan menggunakan bahasa isyarat, finger spelling serta gerakan mimik bibir untuk memudahkan siswa dalam menerima pembelajaran