SISTEM KEMITRAAN DALAM USAHA TERNAK AYAM BROILER, DESA CIPETE KECAMATAN CILONGOK KABUPATEN BANYUMAS(Perspektif Fikih Muamalah)

Peternakan ayam merupakan salah satu bentuk usaha strategis yang turut menunjang perekonomian. Kebutuhan masyarakat akan protein hewani dengan harga yang relatif murah dan dan terjangkau oleh mayoritas masyarakat Indonesia membuat peternakan ayam bisa bertahan. Penguatan peternakan ayam broiler di tingkat peternak rakyat melalui pengembangan pola kemitraan dinilai masih diperlukan, sehingga dapat mendorong kinerja peternakan. Terciptanya sistem kerjasama antara peternak dengan perusahaan inti tentunya akan berbeda satu sama lain. Hal ini mendorong penulis untuk meneliti lebih jauh terhadap bentuk system perikatan atau kerjasama ternak ayam broiler yang terbentuk antara peternak dengan Poultry Shop (PS). Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan menganalisis sistem perikatan atau kemitraan ternak ayam broiler yang terjalin. Lokasi penelitian di Desa Cipete, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas. Melalui wawancara terhadap para peternak ayam broiler kemudian dianalisis secara kualitatif dan disajikan secara deskriptif dalam prespektif fikih muamalah. Di Desa Cipete terdapat 5 peternakan ayam broiler milik perseorangan tetapi mempunyai kemampuan daya tampung yang berbeda-beda milik tiap-tiap peternak. Dari sisi sarana pendukung peternakan di Desa Cipete sarana produksi ternak milik para peternak memadai untuk melakukan aktifitas berternak, karena secara kelengkapan sarana produksi ternak cukup memadai. Secara keseluruhan, para peternak di desa tersebut melakukan usaha ternak ayam broiler menggunakan sistem kemitraan dengan perusahaan/ Poultry Shop (PS), namun tidak ada yang bekerjasama dengan 1 perusahaan yang sama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Poultry Shop (PS) membuat suatu sistem kemitraan berlandaskan pada asas kepercayaan dan saling menguntungkan, walaupun adanya jaminan yang perlu diserahkan peternak kepada Poultry Shop (PS) sebagai pihak pemberi modal. Peternak tidak wajib bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh anjloknya harga, karena itu menjadi tanggung jawab Poultry Shop (PS) sebagai pihak inti, dengan demikian peternak merasa lebih terjamin dan hanya difokuskan pada proses pemeliharaan saja. Dalam perspektif fikih muamalah, model kemitraan seperti ini menurut penulis di perbolehkan selama sistem akad tersebut dibuat dengan tetap saling menguntungkan kedua belah pihak