Pengaruh Penambahan Probiotik Cair Sebagai Feed Additive Terhadap Kualitas Fisik Karkas Ayam Persilangan

Ayam jawa super merupakan istilah dari ayam persilangan pejantan ayam Bangkok Lokal dan betina ayam ras petelur Lohmann Brown. Peternak ayam persilangan masih banyak menggunakan pakan ayam ras komersil dimana memiliki kandungan nutrisi yang berbeda terhadap kebutuhan nutrisi pada ayam persilangan. Penggunaan pakan dengan kandungan nutrisi yang disesuaikan akan dapat menghemat biaya produksi dan meningkatkan produktivitas ayam persilangan. Solusinya adalah memberikan pakan ayam persilangan dengan penambahan feed additive di dalamnya yang disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi ayam persilangan. Feed additive dapat berupa antibiotik, probiotik, prebiotik, fitobiotik, dan asam organik. Penggunaan probiotik dalam pakan bertujuan untuk meningkatkan kecernaan dalam saluran pencernaan ayam persilangan sehingga kebutuhan nutrisi ayam persilangan dapat terpenuhi secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan probiotik cair sebagai feed additive terhadap kualitas fisik karkas ayam persilangan. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 28 September – 28 November 2021 di UD. Berline Farm yang terletak di Desa Maguan, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Pembuatan pakan dilakukan di tempat yang sama. Pengujian proksimat pakan dilakukan di Laboratorium Pakan Ternak Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar yang terletak di Jalan Cokroaminoto No. 22 Blitar dan Laboratorium Nutrisi Pakan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Pengujian tekstur, warna, WHC, dan cooking loss daging dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Penelitian ini menggunakan 180 ekor Day Old Chicken (DOC) ayam persilangan grade platinum dengan rata-rata bobot DOC 40,91 g/ekor dan koefisien keragaman 8,13%. Metode penelitian yang digunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah dengan perlakuan yaitu penambahan probiotik cair yang terdiri dari 5 perlakuan, yaitu P0 = pakan basal; P1 = pakan basal + probiotik cair 0,25%; P2 = pakan basal + probiotik cair 0,5%, P3 = pakan basal + probiotik cair 0,75%; dan P4 = pakan basal + probiotik cair 1%. Setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali dengan jumlah ayam setiap ulangan sebanyak 9 ekor, sedangkan sampel untuk pengujian variabel menggunakan 20 ekor ayam persilangan. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa penambahan probiotik dengan level pemberian 1% dapat memberikan perbedaan yang nyata (P<0,05) terhadap warna L dan a*, serta tekstur. Penambahan probiotik tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05) terhadap warna b*, WHC, dan cooking loss. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rataan warna L yaitu P0 (45,28), P1 (42,74), P2 (44,53), P dan P4 (52,00). Nilai rataan warna a* pada P0 (0,79), P1 (1,61), P2 (1,77), P3 (1,96), dan P4 (1,98). Nilai rataan warna b* pada P0 (6,79), P1 (6,78), P2 (6.43), P3 (6,21), dan P4 (6,10). Nilai rataan tekstur pada P0 (11,25), P1 (9,45), P2 (8,30), P3 (9,93), dan P4 (6,83). Nilai rataan WHC pada P0 (10,08), P1 (7,44), P2 (9,64), P3 (10,52), dan P4 (10,96). Rataan cooking loss pada P0 (24,90), P1 (24,55), P2 (23,20), P3 (23,85), dan P4 (23,83). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan probiotik dengan level pemberian 1% memberikan hasil yang paling baik ditunjukkan pengaruh terhadap warna L dan a* serta tekstur daging ayam persilanga