Tampilan Reproduksi Sapi Perah Peranakan Friesian Holstein Di Wilayah Kecamatan Pujon

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kecamatan Pujon, Desa Pujon Kidul, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada 1 Agustus 2021 hingga 10 Januari 2022. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tampilan reproduksi sapi perah di KUD Pujon berdasarakan efisiensi reproduksi DO, S/C, CR, dan CI Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 224 ekor induk sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH), yang telah mengalami minimal 1 kali partus. Metode yang digunakan berupa studi kasus Desa Pujon Kidul. Data yang digunakan adalah data primer dengan wawancara kepada peternak dan mencari sampel sapi milik peternak rakyat di desa Pujon Kidul, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang serta mencari hasil DO, S/C, CR, dan CI. Data sekunder yang diamati adalah ternak akseptor, kualitas berahi, pelaksanaan IB. Pengambilan sample dilakukan dengan cara purposive sampling sesuai dengan kriteria penelitian sehingga di peroleh sampel siap diuji sebanyak 224 ekor sapi PFH. Selain itu penentuan sample yangdi ambil pada sapi PFH dengan ketentuan tidak bunting, kualitas Berahi baik, memiliki BCS (Body Condition Score) dengan range 1-5 diambil yang diatas 2,5, kondisi reproduksi normal. Sapi yang telah terseleksi harus menunjukkan tandatanda Berahi seperti warna vulva merah, keluar lendir, dan suhu hangat. Hasil penelitian menunjukan bahwa induk sapi Pernakan Friesian Holstein (PFH) di desa Pujon Kidul memilliki nilai efisiensi reproduksi DO 107,57 hari, S/C 2,63, CR 21,88%, CI 390,57 hari, dapat disimpulkan bahwa tampilan reproduksi sapi PFH di desa Pujon Kidul kurang baik jika dibandingan berdasarkan penelitian terdahulu. Hal ini dapat diakibatkan oleh beberapa faktor salah satunya pengetahuan peternak dalam mendeteksi berahi dan inseminator dalam menghandling semen agar kualitas semen tidak menurun serta ketepatan waktu inseminator ketika IB. Untuk memperbaiki kondisi tampilan reproduksi ternak pada peternakan di desa Pujon Kidul dapat dilakukan penyuluhan kepada peternak terkait deteksi berahi serta pentingnya memperhatikan efisiensi reproduksi selain itu peternak harus lebih memperhatikan ketepaatan waktu inseminator ketika akan IB serta bagaimana cara inseminator dalam menjaga kualitas semen