Identifikasi Ketahanan 36 Genotipe Kedelai (Glycine max L. Merrill) terhadap Serangan Kutu Kebul (Bemisia tabaci Gennadius) berdasarkan Morfologi Daun

Kedelai (Glycine max L. Merrill) adalah salah satu dari tiga komoditas pangan utama di Indonesia. Peningkatan jumlah penduduk akan diikuti oleh peningkatan kebutuhan pangan sehingga kebutuhan kedelai juga mengalami peningkatan. Faktor yang menyebabkan Indonesia belum bisa mengurangi jumlah impor kedelai yaitu rendahnya produktivitas kedelai dalam negeri. Hal ini salah satunya disebabkan karena serangan hama penyakit yang bisa menurunkan produksi kedelai. Salah satu hama penting pada tanaman kedelai adalah kutu kebul (Bemisia tabaci Gennadius). Serangan kutu kebul dapat menurunkan produksi kedelai sampai 80%. Hama ini termasuk ke dalam hama yang mempunyai banyak tanaman inang sehingga sulit dikendalikan. Upaya yang bisa dilakukan untuk meminimalisir serangan kutu kebul adalah dengan merakit varietas tahan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan mendapatkan ciri morfologi daun kedelai yang mempunyai sifat tahan dan rentan terhadap kutu kebul. Genotipe-genotipe tersebut terdiri dari 30 genotipe hasil persilangan dan 6 genotipe tetua. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) yang terletak di Kendalpayak, Kabupaten Malang. Ketinggian tempat di area penelitian yaitu 445 mdpl dengan curah hujan pada saat penelitian sebesar 2.191 mm/tahun dan suhu berkisar 17,5°C-30°C. Penelitian dilaksanakan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali sehingga terdapat 108 satuan percobaan. Parameter yang diamati pada penelitian ini meliputi intensitas serangan kutu kebul, jumlah populasi kutu kebul (telur, nimfa, pupa, imago), kerapatan trikoma, tebal daun, tebal palisade, tebal bunga karang, jumlah cabang produktif, jumlah buku subur, jumlah polong isi, bobot biji per tanaman, dan bobot 100 biji. Data diuji menggunakan uji F taraf 5% dan setelah itu jika diperoleh hasil yang nyata akan diuji dengan Scott-Knott taraf 5%. Kategori ketahanan dapat dikelompokkan menjadi lima yaitu sangat tahan, tahan, agak tahan, rentan, dan sangat rentan. Berdasarkan hasil penelitian tidak ada genotipe kategori sangat tahan, 4 genotipe kategori tahan, 22 genotipe kategori agak tahan, 8 genotipe kategori rentan, dan 2 genotipe kategori sangat rentan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa genotipe-genotipe yang tahan terhadap serangan kutu kebul yaitu GBG (Grobogan) X UB2 (Galur UB2), UB2 X TGM (Tanggamus), UB1 (Galur UB1) X TGM, dan GBG. Sedangkan genotipe dengan kategori rentan yaitu GBG X AJM (Anjasmoro), GBG X AGP (Argopuro), TGM X AGP, UB2 X GBG, UB1 X GBG, AJM X TGM, AGP X TGM, dan AJM. Korelasi negatif antara jumlah populasi kutu kebul dengan semua parameter ditunjukkan pada parameter kerapatan trikoma daun, cabang produktif, buku subur, polong isi, polong total, bobot biji per tanaman, dan bobot 100 biji. Sedangkan untuk parameter tebal daun, tebal palisade, tebal bunga karang, dan intensitas serangan berkorelasi positif