ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE PADA NY. W MASA HAMIL SAMPAI DENGAN KELUARGA BERENCANA DI PRAKTEK MANDIRI BIDAN T. WIJAYANTI, S.ST Keb KAUMAN, PONOROGO

Continuity of care yaitu pelayanan yang komprehensif dan berkualitas yang diberikan mulai dari masa kehamilan, nifas, BBL, sampai KB. Asuhan kebidanan ini ditujukan dalam rangka menurunkan AKI dan AKB. Dalam melaksanakan asuhan kebidanan ini digunakan jenis penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dengan observasional lapangan atau pendekatan studi kasus yang terdiri dari pengkajian data, merumuskan diagnosa, dan merencanakan asuhan SOAP sebagai data perkembangan. Untuk menunjang kemampuan dalam memberikan asuhan secara Continuity Of Care, diperlukan dipelajari konsep dan teori yang terkait meliputi asuhan kehamilan, asuhan persalinan, asuhan nifas, asuhan neonatus, dan asuhan KB, menggunakan pendekatan menajemen kebidanan yang mengacu pada standar asuhan kebidanan yang tertuang dalam KEMENKES RI No. 938/Menkes/SK/VIII/2007. Asuhan kebidanan pada Ny. W G1P00000 dengan usia kehamilan 37 6/7 minggu. Kunjungan dilaksanakan pada tanggal 01/02/2022. Hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik dijumpai masalah pada ibu hamil yaitu nyeri punggung. Nyeri punggung termasuk ketidaknyamanan pada kehamilan trimester III dan masalah ibu sudah teratasi. Ibu melahirkan pada tanggal 13/02/2022 pukul 03.45 WIB dengan UK 39 minggu. Persalinan berlangsung normal, bayi lahir spontan, ditolong bidan, menangis kuat, gerak aktif, jenis kelamin perempuan, berat lahir 2800 gram, panjang badan 46 cm. APGAR score 9-10, plasenta lahir spontan lengkap, perdarahan normal ± 300 cc, terdapat robekan jalan lahir dengan derajat 2. Kala III berjalan normal serta kala IV dilakukan IMD dan penjahitan rupture perineum. Bayi mendapat salep mata, vitamin K serta HB0 setelah lahir. Masa nifas dilakukan 3 kali kunjungan pertama dengan hasil nyeri diluka jahitan perineum serta bayi masih diberi susu formula karena produksi ASI ibu masih sedikit, kunjungan kedua didapatkan hasil ibu mengalami putting susu lecet serta ASI yang masih belum lancar, kunjungan ketiga didapatkan bahwa adanya luka pada ujung jahitan perineum dikarenakan adanya jahitan yang lepas. Kunjungan neonatus dilakukan 3 kali dengan kunjungan pertama didapatkan hasil pertumbuhan dan perkembangan bayi yang normal, bayi masih meminum susu formula. Pada kunjungan kedua pada hari ke 4 didapati bayi mengalami alergi pada kulit wajah, leher serta dada. Pada kunjungan ketiga didapati sudah tidak ada alergi, berat badan bayi mengalami kenaikan sebanyak 1.200 gram. Pada akhir asuhan ibu ingin memakai akseptor KB Suntik 3 Bulan. Secara keseluruhan Ny. W saat hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB berjalan dengan normal. Harapannya bidan dapat menerapkan asuhan kebidanan secara COC sehingga deteksi dini kegawatdaruratan dapat tertangani dengan baik