Analisis Resepsi Khalayak terkait Konten Kesehatan Mental Youtube Menjadi Manusia

Isu kesehatan mental yang semakin marak dibicarakan saat ini ternyata masih menyimpan diskriminasi dan stigma yang kurang baik di lingkungan masyarakat. Padahal penderita gangguan jiwa membutuhkan dukungan dari lingkungan dan media. Salah satu media yang concern terhadap isu kesehatan mental di Indonesia dan telah mendapat respons positif di lingkungan masyarakat, khususnya para penderita gangguan jiwa, adalah Youtube Menjadi Manusia. Respons positif tersebut merupakan bentuk penerimaan pesan dalam sebuah media yang kerap disebut dengan teori resepsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui resepsi khalayak yang merupakan penderita gangguan jiwa, terkait konten kesehatan mental pada Youtube Menjadi Manusia. Penelitian ini menggunakan teori resepsi yang berfokus pada proses decoding milik Stuart Hall dan resepsinya yang terbagi menjadi tiga, yaitu dominant hegemonic position, negotiated position, dan oppositional position. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan konsep konten Youtube milik Miller. Penelitian ini menggunakan paradigma post-positivism dengan jenis pendekatan kualitatif, bersifat deskriptif, dan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara terhadap enam orang partisipan yang berjenis kelamin perempuan dan merupakan penderita gangguan jiwa. Keabsahan data dilakukan dengan teknik construct validity dan dianalisis melalui teknik pattern matching milik Yin. Melalui hasil wawancara yang telah didapatkan, terdapat kesimpulan bahwa seluruh partisipan memiliki penerimaan yang berbeda-beda, sehingga menyebabkan resepsi mereka berada pada negotiated position. Berdasarkan hasil wawancara yang telah didapatkan, juga terdapat saran bagi Menjadi Manusia untuk tetap mempertahankan konten kesehatan mentalnya sebagai wadah bersuara para ODGJ untuk mendapat dukungan secara emosional, tetapi dengan konten yang lebih realistis agar tidak menimbulkan ekspektasi