Tradisi Pattaungeng di Tinco Kelurahan Ompo Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng Perspektif Hukum Islam

Adapun hasil penelitian adalah : Tradisi Pattaungeng merupakan tradisi tahunan yang dilaksanakan oleh masyarakat Tinco sebagai bentuk rasa syukur terhadap hasil panen dan sebagai tolak bala serta mengenang jasa leluhur. Dalam pelaksanaan tradisi Pattaungeng, dikenal istilah mappalemme rekko ota (simbol menyiapkan daun sirih) pada situs sejarah di Tinco dengan maksud sebagai rasa syukur atas hasil panen dengan mengundang pemerintah setempat dan warga masyarakat yang diacarakan secara seremonial. Kegiatan Tradisi Pattaungeng ada sisi positifnya sebagai sarana silaturahmi pemerintah dan warga masyarakat, namun terdapat pula sisi negatif yang tidak sejalan dengan syariat Islam dan perlu diluruskan, yaitu mensakralkan benda pusaka dan situs sejarah. Implikasi dari penelitian menunjukkan tradisi Pattaungeng tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Soppeng khususnya di Tinco yang mayoritas beragama Islam. Namun dalam realitanya, sebagian masyarakat masih memiliki kepercayaan sinkretisme. Hal inilah yang perlu diperbaiki dengan pendekatan struktural dan kultural agar tradisi Pattaungeng tetap terlaksana dengan syarat sejalan dengan syariat Islam