Analisis Efektivitas Biaya Terapi Antidiabetes pada Pasien Prolanis Diabetes Melitus Tipe 2 Puskesmas Salewangeng Kab. Wajo

Diabetes Melitus Tipe 2 beberapa tahun belakangan ini menjadi kategori penyakit tidak menular yang persentase prevalensinya terus meningkat terutama di Indonesia yang menempati urutan ke-7 dari 10 Negara dengan prevalensi tertinggi di dunia. Data prevalensi di Kab. Wajo sebesar 9,27% yang mana jumlah tersebut merupakan yang tertinggi di Provinsi Sulawesi Selatan. Peningkatan kasus penyakit tidak menular khususnya Diabetes Melitus Tipe 2 yang cukup besar menambah beban masyarakat dan pemerintah karena membutuhkan biaya dalam penanganannya. Di Indonesia, penanganan pelayanan kesehatan ditanggung oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dimana salah satu programnya yaitu Prolanis (Program Pelayanan Penyakit Kronis) bertujuan untuk mendorong pasien penyandang penyakit kronis untuk mencapai kualitas hidup normal. Salah satupenyakit kronis yang ditangani oleh Prolanis yaitu Diabetes Melitus Tipe 2. Dengan adanya beban ekonomi yang cukup besar bagi penderita Diabetes Melitus Tipe 2, maka perlu agar biaya yang dikeluarkan efektif secara farmakoekonomi. Berdasarkan hasil peneltian yang dilakukan, hasil perhitungan nilai Average Cost Effectiveness Ratio (ACER) menunjukkan bahwa pilihan terapi dengan efektivitas biaya yang paling baik yaitu terapi kombinasi Metformin & Glimepirid. Dan perhitungan nilai Incremental Cost Effectiveness Ratio (ICER) menunjukkan pilihan alternatif terapi lain yang dapat digunakan yaitu terapi kombinasi Insulin Levemir & Novorapid. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa terapi antidiabetes dengan efektivitas biaya yang paling baik yaitu terapi kombinasi Metformin & Glimepirid