ESTETIKA TARI MANDRA RETNA DI PURA MANGKUNEGARAN SURAKARTA

Skripsi ini berjudul “Estetika Tari Mandra Retna di Pura Mangkunegaran Surakarta”, dilatarbelakangi ketertarikan penulis atas ketidaklaziman vokabuler gerak yang dalam tari Mandra Retna. Ketidaklaziman tersebut tidak lantas membuat tari Mandra Retna menjadi sebuah sajian tari yang aneh, melainkan justru memberikan keindahan. Oleh sebab itu penulis melakukan penelitian tentang hal-hal yang berkaitan dengan keindahan tari Mandra Retna di Pura Mangkunegaran. Permasalahan yang ingin dijelaskan adalah (1) Bagaimana bentuk tari Mandra Retna di Pura Mangkunegaran? (2) Bagaimana estetika tari Mandra Retna di Pura Mangkunegaran? Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kualitatif dengan dengan pendekatan estetik. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, studi pustaka, dan wawancara. Analisis data bersifat deskripsi interpretasi. Teori yang digunakan untuk menjelaskan unsur-unsur tari adalah teori dari Y. Sumandiyo Hadi, sedangkan yang digunakan untuk membahas estetika adalah konsep nilai keindahan oleh The Liang Gie. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk tari Mandra Retna di Pura Mangkunegaran tersusun atas 11 unsur, yang meliputi: judul tari, tema tari, jenis tari, gerak tari, penari, musik tari, ruang tari, tata rias dan busana, cara penyajian tari, properti tari, dan tata cahaya. Tari Mandra Retna memiliki tema peperangan yang ditarikan oleh 2 orang penari wanita. Gerak tarinya disajikan secara representasional dan simbolis yang disusun berdasarkan struktur tarinya, dimulai dari maju beksan, beksan, perangan, beksan ayak-ayak, dan mundur beksan. Gerak yang khas yaitu gerak sidhangan sampir sampur dan kosot kempol pada bagian beksannya, serta gerak trecet pada bagian perangannya, di mana gerak-gerak tersebut biasanya terdapat pada ragam gerak untuk tari putra. Rias dan busana yang digunakan berpijak pada tata rias dan busana wayang orang. Properti yang digunakan berupa cundrik dan gendhewa. Musik yang digunakan adalah gendhing Sampak, Ladrang Gandasuli, Srepeg, dan Ayak-Ayak. Semuanya dalam laras Slendro pathet sanga. Tari Mandra Retna disajikan pada ruang pendhapa dengan pencahayaan lampu general. Estetika tari Mandra Retna di Pura Mangkunegaran ditunjukkan melalui kesatuan unsur-unsur yang membentuk tarinya yang saling mendukung, serta melalui kerumitan, dan juga kesungguhan dalam pertunjukannya. Estetika tari juga diperkuat dengan nilai kehidupan yang terkandung di dalam tari