KESENIAN JANGER LAKSANA MUSTIKA DEWA DUSUN SUMBERWANGI DESA WONOSOBO KECAMATAN SRONO KABUPATEN BANYUWANGI

ABSTRAK KESENIAN JANGER LAKSANA MUSTIKA DEWA DUSUN SUMBERWANGI DESA WONOSOBO KECAMATAN SRONO KABUPATEN BANYUWANGI (Tatut Febry Dwi Puspitasari, 2018). Skripsi Program Studi S-1, Jurusan Seni Tari, Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Surakarta. Kesenian Janger Banyuwangi merupakan kesenian hibrida yang berbentuk dramatari. Didalamnya terdapat perpaduan antara unsur budaya Bali, Jawa dan Banyuwangi. Keberadaannya di Banyuwangi sangat populis di kalangan masyarakat, terutama kesenian Janger Laksana Mustika Dewa. Kontruksi pertunjukan JangerLaksana Mustika Dewa memilki kekhasan tersendiri baik secara artistik panggung serta urutan sajian. Penelitian ini menggunakan dua konsep untuk menelaah permasalahan yang diajukan. Konsep pertama adalah tentang bentuk pertunjukan oleh Suzanne K. Langer yang dijabarkan dalam unsur-unsur pertunjukan. Konsep kedua adalah tentang fungsi seni pertunjukan oleh Anthony Shay yang terbagi dalam enam kategori fungsi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif analisis dengan mengacu prosedur Anselm Strauss dan Juliet Corbin. Tahap pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan studi pustaka yang berbentuk pustaka tulis. Hasil pengumpulan data diseleksi dan diklasifikasikan dengan mempertimbangkan rumusan masalah dalam penelitian ini. Hasil analisis ditemukan beberapa hal yaitupertama, bahwa kesenian Janger Laksana Mustika Dewa adalah kesenian yang mempunyai bentuk penyajian yang unik dan menarik.Pertunjukannya terdapat perpaduan unsur budaya Bali yang dapat diamati pada gerak tari, musik pengiring, dan busana, sedangkan unsur Jawa dan Banyuwangi terdapat pada dialog/monolog, cerita dan pemanggungan. Hasil yang kedua merupakan fungsi kesenian Janger Laksana Mustika Dewa dalam masyarakat pendukungnya yaitusebagai cerminan dan pengesahan dari organisasi sosial, sebagai pengantar atau kendaraan pernyataan duniawi dan upacara keagamaan, sebagai penyimpangan sosial atau aktivitas rekreasi, sebagai penyaluran dan pelepasan kejiwaan, sebagai pencerminan nilai-nilai keindahan atau sebagai aktifitas estetik didalam dirinya sendiri, dan sebagai pola-pola nafkah hidup ekonomi atau sebagai aktifitas ekonomi didalam dirinya sendir