PENGARUH PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TERHADAP PRESTASI DAN MINAT BELAJAR SISWA

Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada salah satu SMP Negeri di Kabupaten Bandung diperoleh informasi bahwa siswa memiliki prestasi dan minat belajar fisika yang rendah. Pada umumnya siswa tidak berminat belajar fisika karena materi pelajaran yang dianggap sulit dan suasana pembelajaran yang monoton karena hanya berpusat pada materi tanpa memperhatikan esensi materi tersebut. Oleh karena itu, harus dilakukan upaya untuk meningkatkan prestasi dan minat beiajar siswa. Pembelajaran yang dilakukan harus memperkuat hubungan materi yang dipelajari dengan kehidupan sehingga siswa merasakan manfaat belajar. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam pembelajaran. Pendekatan STM dipilih karena pembelajaran terintegrasi dengan permasalahan atau isu sosial teknologi yang sedang dihadapi masyarakat sehingga siswa akan dapat merasakan manfaat belajar dan akhirnya termotivasi untuk belajar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode preexperimental dengan desain penelitian one group pretest-posttest design. Penelitian dilakukan terhadap kelas VIII H SMP Negeri 1 Lembang, sampel penelitian yang dipilih dengan cara purposif {purposive sampling), Penelitian ini menggunakan tiga macam alat pengumupul data yaitu tes prestasi ranah kognitif, lembar observasi psikomotorik dan keaktivan belajar, dan angket minat belajar berskala Likert hasil uji coba. Berdasarkan pengolahan dan analisis data, ternyata setelah diterapkannya pendekatan STM siswa mengalami peningkatan prestasi dan minat belajar yang signifikan. Peningkatan prestasi ranah kogntif ditandai oleh peningkatan nilai gain temormalisasi pada tiap seri pembelajaran. Pada pembelajaran seri pertama gain temormalisasi ranah kognitif mencapai 0,434. Pada pembelajaran seri seri kedua gain temormalisasi ranah kognitif naik menjadi 0,653. Pada pembelajaran seri ketiga, gain temormalisasi ranah kognitif naik lagi menjadi 0,684. Sedangkan prestasi ranah psikomotor meningkat dari kategori kurang terampil pada pembelajaran seri pertama dengan Indeks Prestasi Kelompok (IPK) sebesar 52,80 dan kategori yang sama pada pembelajaran seri kedua dengan IPK sebesar 53,33. Pada pembelajaran seri ketiga, prestasi ranah psikomotor meningkat menjadi kategori cukup terampil dengan IPK sebesar 64,60. Sedangkan peningkatan minat belajar ditunjukkan oleh peningkatan skor rata-rata minat pada tiap seri pembelajaran. Skor rata-rata minat pada pembelajaran seri pertama adalah 38,59, naik menjadi 42,21 pada pembelajaran seri kedua, dan naik lagi menjadi 47,46 pada pembelajaran seri ketiga. Hasil uji hipotesis terhadap data prestasi dan minat seluruhnya menghasilkan penolakan H0 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada prestasi dan minat belajar sesudah siswa belajar fisika dengan menggunakan pendekatan STM