NANOENKAPSULASI EKSTRAK KARA BENGUK (Mucuna pruriens) BERBASIS NANOSELULOSA DAN NANOPATI, SERTA UJI AKTIVITASNYA SEBAGAI OBAT ANTI–PARKINSON

Penyakit Parkinson merupakan salah satu penyakit neurodegeneratif yang disebabkan oleh adanya kerusakan sel saraf dopaminergik pada otak sehingga produksi dopamin menurun. Hal tersebut menyebabkan gangguan sistem koordinasi gerakan seperti bradikinesia, kekakuan otot, dan katalepsi yang merupakan gejala motorik penyakit Parkinson. Levodopa merupakan obat yang biasa digunakan dalam terapi penyakit Parkinson. Proses nanoenkapsulasi diharapkan dapat mengatasi beberapa keterbatasan penggunaan obat herbal seperti M. pruriens meliputi rendahnya kelarutan dalam air, bioavaibilitas, dan stabilitas yang menyebabkan efek terapeutik obat herbal masih rendah. Nanoselulosa dan nanopati telah banyak digunakan sebagai matriks untuk mengenkapsulasi senyawa obat karena sifatnya yang stabil, biodegradabilitas yang baik, dan tidak beracun. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh kondisi optimum proses nanoenkapsulasi ekstrak M. pruriens berbasis nanoselulosa dan nanopati, karakteristiknya, serta potensinya sebagai obat anti–Parkinson. Proses nanoenkapsulasi dilakukan dengan cara mencampurkan larutan ekstrak dengan masing-masing matriks enkapsulan yaitu nanoselulosa, nanoselulosa-kitosan-tripolifosfat, nanopati, dan nanopati-maltodekstrin pada berbagai variasi perbandingan masa pereaksi. Nanoenkapsulasi dilakukan melalui metode ultrasonikasi pada amplitudo 62 % selama satu jam. Karakterisasi produk nanoenkapsulasi ekstrak M. pruriens (NC-MPn, NC-CS-TPP-MPn, NS-MPn, dan NS-MD-MPn) dilakukan menggunakan FTIR, SEM, TEM dan penentuan efisiensi enkapsulasi dilakukan menggunakan spektrometer UV-Vis. Evaluasi aktivitas anti–Parkinson produk nanoenkapsulasi diuji melalui uji katalepsi model horizontal bar test dan data yang dihasilkan diolah secara statistik one-way ANOVA. Proses nanoenkapsulasi ekstrak M. pruriens berbasis nanoselulosa dan nanopati berhasil dilakukan melalui metode ultrasonikasi pada amplitudo 62 % selama satu jam dengan perbandingan massa matriks enkapsulan dan ekstrak M. pruriens 3:1. Karakterisasi FTIR menunjukkan pergeseran, perubahan intensitas, dan terbentuknya puncak serapan baru dari vibrasi ikatan C-H aldehid, C=C aromatis, dan C=O karbonil untuk produk nanoenkapsulasi berbasis nanoselulosa serta vibrasi ikatan C=C aromatis dan C=O karbonil untuk produk nanoenkapsulasi berbasis nanopati. Karakterisasi SEM dan TEM menunjukkan keempat produk nanoenkapsulasi memiliki morfologi permukaan non-spherical dan berbentuk sferis atau bulat. NC-MPn berukuran 567,47 nm, NC-CS-TPP-MPn berukuran 761,12 nm, NS-MPn berukuran 234,98 nm, dan NS-MD-MPn berukuran 90,85 nm, serta masing-masing persentase efisiensi enkapsulasi masing-masing sebesar 39,60 %, 42,39 %, 21,35 %, dan 30,02 %. Keempat produk nanoenkapsulasi ekstrak M. pruriens menunjukkan aktivitas penurunan katalepsi secara signifikan. Aktivitas penurunan katalepsi yang ditunjukkan produk nanoenkapsulasi lebih besar dibandingkan dengan aktivitas penurunan katalepsi yang ditunjukkan ekstrak M. pruriens