PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN LINGKUNGAN TEMPAT BERMAIN TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR ANAK : Studi Kausal Komparatif pada Anak Sekolah Dasar Kelas VI di Kota Bandung

Penelitian dilakukan terhadap anak-anak SD putra kelas VI pada 12 SD di Kota Bandung, yang terdiri dari SD klasifikasi rendah, menengah, dan atas. SD klasifikasi atas; SD Istiqomah, SD Darul Hikam, dan SD BPK. SD Klasifikasi menengah; SDPN UPI, SDN Sejahtera, SDN Soka. SD Klasifikasi rendah; SDN Cidadap, SDNCipedes, SDN Sarijadi, SDN Cicadas, SDN Jl. Anyar, MI Arrokhmah. Tujuan penelitian untuk mengetahui keterampilan gerak dasar anak ditinjau dari pengaruh pola asuh orang tua dan kondisi lingkungan tempat bermain. Populasi 606 orang, dari klasifikasi atas 272 orang, menengah 190 orang, dan rendah 144 orang. Total sampel 160 orang diambil secara proporsional dari setiap strata, dengan teknik pengambilan fraction sample. Sampel sekolah ditentukan secara purposif. Hal ini untuk mempertimbangkan letak wilayah antara pusat kota dan kota pinggiran. Penarikan sampel ditentukan dengan teknik majemuk yaitu dengan teknik stratifikasi proporsional quota random sampling. Masalah ini dikaji menggunakan metode Kausal-Komparatif yang bersifat Expost facto, dan menggunakan dua jenis alat ukur yaitu; Angket dan tes keterampilan gerak dasar. Variabel penelitian yaitu; pada pola asuh orang tua (XI) meliputi: pola asuh otoriter, permisif, dan otoritatif. Variabel lingkungan tempat bermain (X2) antara yang mendukung dan kurang mendukung. Variabel keterampilan gerak dasar (Y) meliputi; (1) Lokomotor; lari cepat 40 m, Shuttle run, dan lompat jauh tanpa awalan. (2) Non lokomotor; kesetimbangan statis berdiri dengan satu kaki, dan lentuk togok ke depan. (3) Manipulatif; melempar bola ke sasaran, menangkap bola dengan satu tangan, melempar bolajauh, dan menendang bola jauh. Data diolah dengan statistik deskriptif dan inferensial. Analisis data pengujian hipotesis dengan ANAVA ganda, dan post hoc dengan teknik Scheffe. Hasil penelitian bahwa, pola asuh permisif dan otoritatif memiliki pengaruh lebih baik daripada pola asuh otoriter. Sedangkan antara pola asuh permisif dan otoritatif tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Kondisi lingkungan tempat bermain yang mendukung memiliki pengaruh lebih baik daripada yang kurang mendukung. Terdapat interaksi antara pola asuh permisif dan otoritatif dengan kondisi tempat bermain, baik yang mendukung maupun yang tidakmendukung terhadap kemampuan keterampilan gerak dasar anak. Rekomendasi: Pemerintah kota Bandung membangun playground di pusat-pusat kota yang padat penduduknya. Orang tua menghindari pola asuh otoriter dan mengembangkan pola asuh otoritatif yang berorientasi pada pengembangan gerak multilateral. Menyediakan tempat dan alat-alat bermain yang mengandung unsur gerak